Rabu, 18 Oktober 2023 | Safecare Admin
Berkeringat merupakan suatu proses alami yang normal terjadi pada tubuh. Hal ini bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh yang telah mencapai tingkat kepanasan tertentu. Apabila Anda mengalami kelebihan produksi keringat, bahkan saat udara dingin atau tanpa terkait dengan kondisi cuaca, mungkin Anda mengidap hiperhidrosis. Sebagian besar kasus hiperhidrosis umumnya tidak menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Namun, tentu saja hal ini dapat mengurangi rasa percaya diri, menimbulkan kegelisahan, dan dapat menyebabkan tingkat stres yang lebih tinggi. Faktanya, kelebihan keringat ini dapat menyebabkan pakaian menjadi basah, dan terkadang hanya terjadi di area tertentu pada tubuh.
Berikut ini beberapa faktor yang menyebabkan Anda mengalami hal tersebut, sehingga Anda bisa mengatasi hal itu dengan baik.
Serangan panik adalah gangguan kecemasan yang dapat memicu reaksi fisik yang kuat, termasuk keringat berlebihan, bahkan dalam kondisi cuaca dingin. Hal ini terjadi karena sistem saraf otonom yang mengatur respons tubuh terhadap stres dan bahaya terlalu aktif saat serangan panik. Ketika seseorang mengalami serangan panik, sistem saraf simpatis yang bertanggung jawab untuk merespons situasi berbahaya menjadi terlalu terangsang. Ini mengakibatkan pelepasan hormon stres seperti epinefrin (adrenalin) yang meningkatkan denyut jantung, mempercepat pernapasan, dan memicu produksi keringat berlebih.
Dilansir dari WebMD, faktor lain yang berperan dalam produksi keringat berlebih saat serangan panik adalah peningkatan suhu tubuh akibat peningkatan metabolisme yang terjadi selama serangan. Meskipun cuaca dingin, tubuh dapat memproduksi keringat lebih banyak karena sistem saraf simpatis membuat pembuluh darah di kulit melebar, yang dapat menyebabkan sensasi panas dan meningkatkan produksi keringat.
Syok, dalam konteks medis, adalah kondisi yang terjadi ketika tubuh mengalami gangguan serius dalam menjaga suhu inti yang normal. Saat seseorang mengalami syok, sistem saraf otonom akan merespons dengan melepaskan hormon stres seperti epinefrin (adrenalin).
Salah satu efek dari pelepasan hormon ini adalah peningkatan aktivitas kelenjar keringat di tubuh. Bahkan dalam kondisi cuaca dingin, kelenjar keringat tetap aktif karena tubuh berusaha untuk menjaga suhu inti yang optimal. Ini bisa menyebabkan keringat bercucuran meskipun lingkungan terasa dingin.
Serangan jantung adalah kondisi serius yang terjadi ketika aliran darah ke jantung terganggu secara tiba-tiba, biasanya disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah yang memasok darah ke otot jantung. Dilansir dari The Texas Heart Institute, Ketika serangan jantung terjadi, jantung tidak menerima cukup oksigen untuk berfungsi dengan baik. Salah satu respons tubuh terhadap kondisi ini adalah pelepasan hormon stres, seperti epinefrin, yang dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah.
Ketika epinefrin dilepaskan ke dalam tubuh, ini dapat memicu respons yang menyebabkan berbagai perubahan fisik, salah satunya adalah peningkatan produksi keringat. Keringat berfungsi sebagai mekanisme pendinginan tubuh saat tubuh mengalami stres atau panas. Meskipun cuaca dingin, tubuh dapat merespons stres yang terkait dengan serangan jantung dengan meningkatkan keringat sebagai bagian dari upaya tubuh untuk menjaga suhu tubuh dalam batas yang aman.
Kadar gula darah yang rendah, juga dikenal sebagai hipoglikemia, dapat menyebabkan keringat berlebihan meskipun dalam kondisi cuaca dingin. Ketika kadar gula darah turun di bawah batas normal, tubuh mengalami respons yang disebut "respons adrenergik". Respons ini terjadi karena tubuh menganggap dirinya dalam kondisi darurat dan melepaskan hormon seperti epinefrin (adrenalin).
Dikutip dari Mayo Clinic, salah satu efek dari pelepasan hormon ini adalah peningkatan denyut jantung dan peredaran darah yang lebih cepat. Selain itu, respons adrenergik juga dapat memicu keringat berlebihan sebagai upaya tubuh untuk menurunkan suhu tubuh yang mungkin meningkat akibat aktivitas jantung yang lebih intens. Ini dapat terjadi bahkan dalam cuaca dingin karena mekanisme pengaturan suhu tubuh tidak selalu selaras dengan kadar gula darah.
Kondisi tekanan darah yang tinggi atau hipertensi dapat menyebabkan keringat berlebihan, bahkan dalam kondisi cuaca dingin, karena adanya respons tubuh terhadap perubahan tekanan darah yang tidak normal. Ketika tekanan darah meningkat secara tiba-tiba atau berlebihan, tubuh dapat merespons dengan cara yang tidak biasa, salah satunya dengan meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatik. Sistem saraf ini bertanggung jawab untuk mengatur respon "fight or flight" tubuh.
Menurut Journal American Heart Association (AHA), tekanan darah yang tinggi dapat memicu pelepasan hormon stres, seperti epinefrin (adrenalin), yang mempersiapkan tubuh untuk menghadapi situasi darurat. Hal ini dapat menyebabkan vasokonstriksi, yaitu penyempitan pembuluh darah, yang bertujuan untuk meningkatkan aliran darah ke organ-organ vital seperti jantung dan otak. Selain itu, sistem saraf simpatik juga dapat memengaruhi kelenjar keringat di tubuh, memicu produksi keringat berlebih sebagai respon terhadap perubahan tekanan darah.
Menurut sumber dari Healthline, infeksi virus seperti flu atau infeksi pernapasan lainnya dapat memicu respons sistem saraf otonom yang disebut respons "fight or flight" atau "respon melawan atau melarikan diri". Respons ini termasuk pelepasan hormon stres seperti adrenalin, yang dapat meningkatkan suhu tubuh dan memicu keringat berlebihan. Selain itu, virus juga dapat memicu demam, yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk melawan infeksi. Demam dapat meningkatkan suhu tubuh secara keseluruhan, yang dapat menyebabkan keringat berlebihan bahkan saat cuaca dingin.
Selain itu, beberapa jenis virus, seperti virus influenza, dapat menyebabkan gejala seperti nyeri otot dan kelelahan yang dapat membuat seseorang berkeringat lebih banyak ketika tubuh berusaha melawan infeksi. Semua faktor ini dapat berkontribusi pada keringat berlebihan saat seseorang terinfeksi virus, bahkan dalam kondisi cuaca yang dingin.
Vertigo adalah sebuah kondisi medis yang dapat menyebabkan sensasi perasaan berputar atau pusing yang sangat intens. Hal ini terjadi ketika terdapat masalah pada sistem vestibular di telinga dalam yang mengatur keseimbangan tubuh. Saat vertigo terjadi, sistem saraf otonom tubuh dapat teraktivasi dengan berlebihan.
Sistem saraf otonom mengatur banyak fungsi tubuh yang tidak kita sadari, termasuk produksi keringat. Aktivasi berlebihan dari sistem saraf otonom dapat menyebabkan keringat bercucuran, bahkan dalam kondisi cuaca yang dingin. Ini terkait dengan perasaan cemas dan stres yang seringkali menyertai serangan vertigo.
Dikutip dari The Brain & Spine Foundation Migrain London, dipengaruhi oleh perubahan dalam sistem saraf otonom, yang mengatur banyak fungsi tubuh yang tidak kita sadari, seperti tekanan darah, denyut jantung, dan suhu tubuh. Ketika seseorang mengalami migrain, sistem saraf otonom dapat menjadi tidak seimbang. Ini dapat memicu pelepasan hormon dan neurotransmiter tertentu, seperti serotonin, yang dapat mempengaruhi pembuluh darah di kepala.
Ketika pembuluh darah di kepala melebar secara tiba-tiba ketika mengalami migrain, ini dapat menyebabkan peningkatan aliran darah ke otak dan meningkatkan tekanan intrakranial. Respon tubuh terhadap perubahan ini termasuk peningkatan suhu tubuh dan keringat berlebihan. Meskipun cuaca dingin dapat memicu respons tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh yang normal, tetapi dalam kasus migrain, reaksi tubuh ini mungkin tetap terjadi karena efek serangan tersebut terhadap sistem saraf otonom.
Ketika seseorang mengalami sakit kepala, tubuh seringkali menghasilkan reaksi stres yang menyebabkan peningkatan aktivitas saraf otonom. Aktivitas saraf otonom ini dapat memengaruhi sistem keringat di tubuh kita, sehingga keringat bercucuran menjadi salah satu respon tubuh yang mungkin terjadi.
Selain itu, sakit kepala keseluruhan juga dapat menyebabkan vasodilatasi, yaitu pelebaran pembuluh darah di sekitar kepala dan leher. Ini dapat meningkatkan aliran darah ke area tersebut, dan beberapa individu merasakan peningkatan suhu tubuh saat sakit kepala. Kondisi ini bisa memicu keringat berlebihan meskipun cuaca sedang dingin.
Login dahulu untuk membuat komentar
Belum ada komentar