Rabu, 18 Oktober 2023 | Safecare Admin
Tenggorokan yang terasa gatal dan batuk bukan merupakan suatu penyakit, melainkan gejala dari suatu kondisi medis tertentu.. Gatal pada tenggorokan dan batuk adalah respon alami dari tubuh saat terpapar infeksi atau zat-zat yang bisa mengiritasi atau memicu reaksi alergi.
Beberapa jenis batuk sering kali disebabkan oleh infeksi ringan, yang menyebabkan sensasi gatal pada tenggorokan. Terkadang, sensasi gatal ini masih dapat berlanjut meskipun batuknya sudah mereda. Ada juga yang mungkin mengalami suara serak dan kesulitan berbicara karena kondisi yang terdapat pada tenggorokannya.
Pertanyaannya, apa yang memicu gatal pada tenggorokan saat mengalami batuk? Agar masalah ini tidak terjadi berlarut-larut, diperlukan analisis mengenai gejala dan faktor lain serta menemukan solusinya.
Dikutip dari situs resmi Health Direct Australia, Saat seseorang mengalami penyumbatan hidung, mereka memiliki kecenderungan untuk bernafas melalui mulut. Hal ini seringkali mengakibatkan tenggorokan menjadi kering. Hidung yang tersumbat dapat dipicu oleh sejumlah faktor yang beragam, termasuk flu, alergi, atau infeksi sinus.
Ketika seseorang terjangkit flu, selaput lendir di dalam hidung mereka akan merespons dengan menghasilkan lendir ekstra sebagai upaya alami untuk melindungi tubuh dari penetrasi benda asing atau virus. Hal ini sering menghasilkan penyumbatan hidung, sehingga membuat seseorang merasa tidak nyaman dan mungkin sulit bernafas. Saat seseorang mengalami batuk, udara yang masuk ke dalam tenggorokan melalui mulut cenderung lebih kering daripada ketika udara dihirup melalui hidung. Ini dapat mengakibatkan sensasi gatal di area tenggorokan, yang seringkali memicu batuk.
Selain itu, alur lendir dari hidung menuju tenggorokan juga dapat berperan dalam menciptakan sensasi gatal saat seseorang batuk. Ketika lendir mengalir dari hidung ke tenggorokan, ia dapat membawa partikel yang dapat merangsang saraf-saraf di tenggorokan, menghasilkan sensasi gatal yang menimbulkan seseorang batuk.
Fungsi utama dari produksi dahak adalah untuk menjaga kebersihan serta kesehatan saluran pernapasan, sehingga tubuh dapat terlindungi dari ancaman eksternal seperti debu, kuman, dan berbagai zat asing yang dapat merusaknya.
Ketika produksi dahak meningkat secara berlebihan atau ada gangguan dalam proses pengeluarannya, dapat terjadi penumpukan di tenggorokan. Ini dapat menghasilkan gejala yang menyebabkan rasa gatal saat batuk. Gejala ini sering kali mengganggu kenyamanan seseorang dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan penumpukan dahak dalam saluran pernapasan. Salah satunya adalah infeksi saluran pernapasan seperti pilek atau flu, yang dapat merangsang produksi dahak sebagai respons tubuh terhadap patogen yang masuk. Selain itu, kondisi medis seperti bronkitis, sinusitis, atau pneumonia juga dapat memicu peningkatan produksi dahak.
Infeksi virus, seperti flu atau pilek, seringkali memicu reaksi peradangan pada saluran pernapasan atas, termasuk tenggorokan. Selain itu, bakteri seperti Streptococcus pyogenes juga dapat menyebabkan infeksi tenggorokan yang disebut sebagai radang tenggorokan bakteri. Infeksi ini menyebabkan pembengkakan dan iritasi pada tenggorokan, sehingga menghasilkan rasa gatal yang tidak nyaman itu.
Dilansir dari Mayo Clinic, radang tenggorokan juga dapat disebabkan oleh faktor lain seperti alergi, polusi udara, merokok, dan bahkan cuaca yang sangat kering atau terlalu dingin. Infeksi virus atau bakteri dapat menyebar melalui udara atau kontak dengan orang yang terinfeksi, sehingga penting untuk menjaga kebersihan dan menghindari paparan jika memungkinkan. Terlebih lagi, mengonsumsi makanan yang hangat dan minum cairan hangat seperti teh madu atau air hangat dapat membantu meredakan gejala tenggorokan gatal saat batuk.
Lemak jenuh yang terdapat dalam makanan berminyak seperti makanan cepat saji, gorengan, atau makanan tinggi lemak lainnya, hal ini dapat menyebabkan peningkatan produksi asam lambung. Asam lambung yang berlebihan dapat mengiritasi tenggorokan dan kerongkongan, yang pada gilirannya bisa menyebabkan rasa gatal dan peradangan di daerah tersebut. Selain itu, makanan berminyak juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti asam lambung, yang dapat membuat tenggorokan terasa gatal dan perih.
Debu terdiri dari berbagai macam partikel-partikel kecil yang terbawa oleh udara, seperti serbuk sari tanaman, serpihan logam, serbuk kayu, serbuk cat, dan partikel-partikel lainnya. Debu ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, termasuk tenggorokan.
Menurut National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) yang didapat dari situs web resmi mereka, debu yang terhirup dapat mengiritasi selaput lendir di tenggorokan. Ketika seseorang batuk, saluran pernapasan secara otomatis membersihkan diri dari iritan tersebut dengan cara mengeluarkan lendir atau sekresi yang dapat mengakibatkan sensasi gatal atau sakit pada tenggorokan. Selain itu, debu yang mengandung bahan-bahan kimia tertentu juga dapat menyebabkan reaksi alergi pada tenggorokan dan saluran pernapasan, yang dapat memperburuk gatal saat batuk.
Oleh karena itu, penting untuk menggunakan masker atau pelindung mulut hidung lainnya ketika hendak keluar, terutama jika daerah tersebut memiliki kadar polusi yang tinggi. Sebagaimana kita ketahui, daerah yang berpolusi tinggi juga merupakan daerah yang berdebu.
Asap rokok mengandung banyak zat berbahaya, termasuk tar, nikotin, dan karbon monoksida. Ketika seseorang merokok, asap rokok tersebut masuk ke dalam sistem pernapasannya dan mengiritasi saluran pernapasan, termasuk tenggorokan. Paparan berulang terhadap asap rokok dapat mengiritasi selaput lendir dan menyebabkan peradangan, kemerahan pada dalam tenggorokan, yang tentunya memberikan sensasi gatal.
Menurut American Lung Association (Asosiasi Paru-paru Amerika), asap rokok mengandung banyak bahan kimia yang dapat merusak jaringan di dalam tenggorokan dan paru-paru, serta meningkatkan risiko penyakit pernapasan seperti bronkitis kronis dan kanker paru-paru. Paparan terus-menerus terhadap asap rokok juga dapat mengganggu sistem pertahanan alami tenggorokan, membuatnya lebih rentan terhadap infeksi. Selain itu, asap rokok dapat mengganggu proses penyembuhan tenggorokan setelah terjadi iritasi atau infeksi, sehingga gejala tenggorokan gatal saat batuk dapat menjadi lebih persisten pada perokok.
Oleh karena itu, untuk mengatasi tenggorokan gatal saat batuk, yang terbaik adalah menghindari asap rokok sepenuhnya. Selain itu, menghentikan kebiasaan merokok adalah langkah yang sangat penting untuk mengurangi risiko gejala seperti tenggorokan gatal saat batuk, serta untuk menjaga kesehatan sistem pernapasan secara keseluruhan.
Naiknya asam lambung ke kerongkongan atau yang dikenal dengan gastroesophageal reflux disease (GERD), dapat mengiritasi lapisan kerongkongan dan tenggorokan. Penjelasan lebih lanjut dari ACG (American College of Gastroenterology) menyebutkan bahwa GERD terjadi ketika cincin otot di sekitar dasar kerongkongan yang disebut lower esophageal sphincter (LES) tidak berfungsi dengan baik. Ini memungkinkan asam lambung dan isi lambung lainnya naik ke atas dan masuk ke kerongkongan dan tenggorokan.
ACG juga menjelaskan bahwa faktor-faktor lain seperti makanan berlemak, makanan pedas, alkohol, merokok, obesitas, serta kebiasaan tidur setelah makan juga dapat meningkatkan risiko terjadinya GERD. Oleh karena itu, mengurangi konsumsi makanan tersebut dapat membantu mencegah terjadinya GERD dan menghindari batuk dan gatal di tenggorokan.
Login dahulu untuk membuat komentar
Belum ada komentar