Penyebab Hidung Tersumbat Tetapi Tidak Pilek

Rabu, 27 Desember 2023 | Safecare Admin



penyebab-hidung-tersumbat-tidak-pilek

Gejala hidung tersumbat sering kali dikaitkan dengan pilek, tetapi kondisi ini juga bisa terjadi tanpa adanya pilek. Ketika hidung tersumbat tanpa disertai pilek, biasanya disertai dengan keluhan sakit kepala dan batuk. 

Penyebab hidung yang tersumbat namun tanpa gejala pilek umumnya terkait dengan alergi atau reaksi iritasi. Meskipun dapat sembuh secara alami, keluhan ini dapat menjadi sangat mengganggu karena mengakibatkan kesulitan dalam pernapasan bagi penderitanya.

Berikut ini beberapa penyebab yang akan kami bahas secara mendalam mengenai fenomena tersebut.

 

1. Alergi Debu atau Bulu Hewan

Hidung yang mengalami sumbatan tanpa adanya gejala pilek, umumnya merupakan hasil dari reaksi alergi. Keadaan ini muncul ketika tubuh merespons secara berlebihan terhadap zat alergi, seperti serbuk sari, debu, atau bulu hewan peliharaan.

Mekanismenya adalah ketika alergen terhirup, mengakibatkan iritasi di dalam rongga hidung. Iritasi ini kemudian memicu pembengkakan jaringan hidung dan peningkatan produksi lendir. Akibatnya, hidung menjadi tersumbat dan proses pernapasan menjadi sulit.

Dilansir tinjauan Dr. Phillip L Lieberman, MD dari laman Patient Education, proses reaksi alergi di tubuh melibatkan pelepasan zat histamin, yang bertanggung jawab atas gejala-gejala alergi, seperti pembengkakan dan peningkatan produksi lendir. Sumbatan hidung yang dihasilkan dari reaksi alergi dapat berlangsung secara akut, tergantung pada tingkat paparan terhadap alergen dan kepekaan individu terhadap zat pemicu alergi tersebut.

Selain hidung tersumbat, kondisi ini juga dapat disertai dengan gejala lain seperti gatal di hidung, mata berair, bersin-bersin, atau batuk ringan.

 

2. Banyak Menghirup Polusi Udara Seperti Asap Kendaraan dan Asap Rokok

Selain serbuk sari, debu, atau bulu hewan peliharaan, polusi udara seperti asap kendaraan bermotor dan rokok dapat menjadi penyebab gangguan pernapasan ini. Partikel-partikel yang terkandung dalam polusi udara tersebut dapat masuk ke saluran pernapasan dan menyebabkan iritasi pada membran mukosa hidung. 

Sebuah riset yang dilakukan Kementerian Kesehatan Amerika Serikat, kendaraan bermotor menghasilkan emisi berupa gas buang dan partikel-partikel halus yang dapat mengiritasi hidung dan saluran pernapasan secara keseluruhan. Sementara itu, asap rokok mengandung zat-zat kimia berbahaya yang dapat merangsang produksi lendir seperti tar dan nikotin, menyebabkan pembengkakan pada membran mukosa hidung, dan akhirnya menyebabkan hidung tersumbat. Paparan jangka panjang terhadap polusi udara ini juga dapat meningkatkan risiko gangguan pernapasan dan masalah kesehatan lainnya seperti asma sampai kanker paru-paru. 

 

3. Terlalu Lama Berada di Tempat Yang Kering dan Berudara Dingin 

Selain reaksi alergi dan polusi udara, hidung yang mengalami sumbatan tanpa disertai gejala pilek seringkali muncul ketika seseorang berada di lingkungan yang dingin dan kering. Walaupun kondisi udara seperti ini kurang umum di Indonesia karena tingginya tingkat kelembaban udara, penggunaan sistem pendingin udara (AC) di dalam ruangan dapat menciptakan lingkungan yang dingin dan kering. Suhu rendah yang dikombinasikan dengan rendahnya kelembaban dapat mengakibatkan kekeringan dan iritasi pada lapisan dalam hidung. Akibatnya, hidung menjadi tersumbat, dan individu yang mengalami kondisi ini mungkin mengalami kesulitan bernapas melalui hidung.

Dilansir dari website Kementerian Kesehatan RI, fenomena ini bisa terjadi karena AC, yang pada umumnya digunakan untuk menciptakan kondisi ruangan yang nyaman, dapat menurunkan suhu udara sekaligus mengurangi kelembaban udara di sekitarnya. Hal ini berpotensi menyebabkan gangguan pada saluran pernapasan, terutama pada lapisan mukosa hidung yang membutuhkan kelembaban untuk menjaga kelembutan dan fungsi normalnya. 

 

4. Deviasi Septum

Gejala hidung tersumbat tanpa disertai pilek, yang juga disertai nyeri pada wajah dalam beberapa kasus, dapat mengindikasikan adanya deviasi septum. Deviasi septum adalah kondisi di mana dinding tipis yang disebut septum tidak berada secara tepat di tengah lubang hidung; sebaliknya, bisa miring atau bengkok. 

Meskipun terdengar sepele, kondisi ini dapat menimbulkan masalah serius, termasuk kesulitan bernapas. Sayangnya, banyak penderita deviasi septum tidak menyadari gejala yang mereka alami. Dengan pengamatan yang cermat, lubang hidung penderita deviasi septum umumnya terlihat tidak seimbang. Deviasi septum dapat terjadi karena kelainan bawaan atau cedera pada hidung.

Menurut Tinjauan dr. Pittara dari laman Alodokter, pada tingkat keparahan yang lebih tinggi, deviasi septum dapat menyebabkan hidung tersumbat secara teratur dan sinusitis berulang. Septum nasal, yang merupakan tulang rawan pembatas antara lubang hidung kiri dan kanan, normalnya memiliki ukuran yang sama untuk keduanya. Namun, pada kasus ini, septum nasal tidak membagi kedua lubang hidung dengan proporsi yang sama, sehingga salah satu lubang menjadi lebih kecil. 

 

Baca Juga: Minyak Angin Untuk Hidung Tersumbat

 

5. Terdapat Gejala Polip Hidung

Polip hidung terjadi ketika terdapat pertumbuhan jaringan pada dinding saluran pernapasan hidung atau sinus, yang dapat mengakibatkan gangguan pada jalur napas. Salah satu tanda umum polip hidung adalah hidung yang selalu terasa tersumbat, meskipun gejala biasanya tidak terlihat pada polip yang berukuran kecil.

Gejala polip umumnya baru terasa ketika polip mencapai ukuran yang besar, dan kondisi ini dapat sangat mengganggu penderitanya. Terdapat setidaknya 10 gejala yang sering muncul pada polip hidung berukuran besar, termasuk nyeri pada wajah, sakit kepala, bersin, penurunan indra penciuman dan indera perasa, hidung berair atau tersumbat, muncul lendir dari belakang hidung hingga tenggorokan, mendengkur saat tidur, kehilangan nafsu makan, rasa gatal di sekitar mata, dan sakit pada gigi rahang atas.

 

6. Sinusitis

Sinusitis adalah peradangan pada dinding-dinding sinus, yang merupakan rongga udara di dalam tengkorak manusia. Kondisi ini dapat dipicu oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur, yang menyebabkan pembengkakan pada lapisan dalam sinus. Ketika sinus mengalami pembengkakan, saluran udara di dalamnya dapat menjadi tersumbat, menyebabkan gejala seperti hidung tersumbat. Hal ini berbeda dengan pilek, di mana hidung tersumbat umumnya disertai dengan produksi lendir yang berlebihan. 

Sinusitis juga dapat disebabkan oleh faktor-faktor non-infeksi, seperti alergi, polip hidung, atau kelainan anatomi pada rongga hidung. Penderita sinusitis akan mengalami gejala gejala seperti sakit kepala, nyeri wajah, tekanan di daerah sinus, dan batuk.

 

7. Fluktuasi Hormonal Ibu Hamil

Bagi sebagian wanita hamil, hidung tersumbat tanpa disertai gejala pilek seringkali dapat dikaitkan dengan fluktuasi hormonal yang terjadi selama kehamilan. Pada trimester pertama, produksi hormon progesteron meningkat secara signifikan untuk mendukung perkembangan janin. Salah satu efek samping dari peningkatan hormon ini adalah pelemahan otot polos pada dinding saluran udara, termasuk saluran hidung. Akibatnya, pembuluh darah di hidung melebar dan mukosa hidung mengalami pembengkakan, menyebabkan hidung tersumbat.

Umumnya, kondisi hidung tersumbat akibat fluktuasi hormonal selama kehamilan bersifat sementara dan dapat berkurang setelah trimester pertama.

 

8. Sleep Apnea

Sleep apnea dapat memiliki hubungan dengan hidung tersumbat, terutama dalam konteks sleep apnea obstruktif (OSA). Sleep apnea obstruktif terjadi ketika ada penyumbatan atau hambatan aliran udara melalui saluran napas atas selama tidur. Hidung tersumbat dapat menjadi salah satu faktor yang memperburuk atau menyebabkan terjadinya sleep apnea obstruktif.

Normalnya, udara masuk melalui hidung dan tenggorokan selama pernapasan. Jika hidung tersumbat, seseorang mungkin cenderung bernapas melalui mulut, yang dapat memperburuk masalah pernapasan dan meningkatkan risiko terjadinya sleep apnea.

Dalam kesibukan sehari-hari, terkadang hidung tersumbat bisa menjadi pengganggu yang membuat berbagai aktivitas terhambat. Sebagai solusi sementara yang bisa dilakukan saat itu juga, Anda bisa mencoba menggunakan minyak angin dengan aromaterapi. Minyak angin dengan aroma segar dapat membantu membuka saluran hidung, memberikan perasaan relaksasi, menghangatkan badan, dan masih banyak lagi.

 

 

Salah satu minyak aromaterapi yang terkenal karena memiliki aroma yang khas ialah Safe Care Minyak Angin Aromatherapy Roll On. Sudah terbukti oleh banyak orang memberikan respon positif bahwa aroma yang dihasilkan oleh produk ini. 

Sebagai minyak angin, Safe Care Aromatherapy mengandung berbagai zat yang bermanfaat bagi kesehatan. Zat-zat tersebut kemudian diformulasikan dengan komposisi yang tepat, menciptakan minyak angin yang dapat memberikan beberapa manfaat yang dapat meredakan dan menghilangkan berbagai gejala yang menghambat saluran pernapasan.

Apalagi saat ini, produk Safe Care Aromatherapy sudah memiliki fitur roll-on dengan produk Safe Care Minyak Angin Aromatherapy Roll On. Pengguna dapat dengan mudah mengaplikasikan minyak angin ini langsung ke area yang diinginkan. Roll-on yang digunakan terdiri dari bola kecil yang terbuat dari bahan lembut dan tahan lama, selain itu mudah digunakan dan praktis dibawa kemana saja. 

Tulis Komentar

Login dahulu untuk membuat komentar

Komentar

Belum ada komentar