Rabu, 27 Desember 2023 | Safecare Admin
Dalam dunia medis, masuk angin termasuk dalam gejala infeksi virus yang menimbulkan ketidaknyamanan pada seluruh tubuh. Fenomena masuk angin memang merupakan permasalahan kesehatan umum yang kerap dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Jika tidak diatasi dengan cepat, dapat menimbulkan berbagai komplikasi.
Oleh karena itu, penting untuk segera mengenali gejala dan mengambil langkah-langkah penanganan secepat mungkin.
Seringkali, kondisi yang dapat menyebabkan masuk angin dipicu oleh penurunan respons sistem imun dalam tubuh. Faktor penyebab utama penurunan ini dapat berasal dari fluktuasi iklim dan perubahan musim di suatu wilayah. Seseorang yang mengalami masuk angin akan mengalami gejala fisik yang mencakup demam, kram otot, perut kembung, dan bahkan pegal-pegal.
Menurut Dokter Benjamin Bleier dari Boston dalam peninjauan di laman Healthline, ketika sistem imun tidak berfungsi secara optimal, tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi virus yang menjadi penyebab utama masuk angin. Lingkungan yang tidak bersahabat dapat memperburuk kondisi ini, membuat tubuh sulit melawan serangan patogen dan memperpanjang durasi penyakit.
Belakangan ini cuaca di Indonesia terutama di kota-kota besar mengalami curah hujan yang tidak dapat diprediksikan secara tepat. Suasana panas yang terik seringkali tiba-tiba berganti menjadi hujan lebat. Keadaan ini dapat berdampak negatif pada kesehatan tubuh, menyebabkan penurunan daya tahan tubuh dan mungkin mengakibatkan keadaan tubuh menjadi tidak bugar atau sakit.
Dilansir tinjauan Dr.Vina Setiawan dari Honestdocs, saat cuaca berubah menjadi dingin atau terjadi hujan dalam jangka waktu yang cukup lama, kondisi ini bisa membuat tubuh mengalami kedinginan dan gemetar. Hal ini diperparah dengan kurangnya paparan sinar matahari, yang dapat menyebabkan penurunan kadar vitamin D dalam tubuh. Efek masuk angin dari perubahan cuaca juga dapat mengurangi kemampuan sistem kekebalan tubuh, sehingga meningkatkan kerentanan tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus.
Nyeri otot dalam konteks masuk angin dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dan semuanya dapat terjadi sebagai respons terhadap infeksi virus atau bakteri yang menyerang tubuh. Saat terjadi infeksi, sistem kekebalan tubuh merespons dengan melepaskan zat kimia peradangan untuk melawan patogen. Proses ini dapat menyebabkan otot menjadi tegang, nyeri, dan terkadang terasa kaku.
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Ilmuwan dari Cedars-Sinai Medical Center Los Angeles Richard Deem, faktor genetik atau kecenderungan individu terhadap respons tubuh terhadap infeksi juga dapat berperan dalam timbulnya nyeri otot yang terkait dengan masuk angin.
Saat ini, kita dapat mengamati bahwa hampir semua bangunan kantor dan rumah dilengkapi dengan sistem pendingin udara, atau yang lebih dikenal sebagai AC. Namun ternyata, hal ini justru dapat mengakibatkan penurunan kualitas udara di dalam ruangan yang berdampak pada kesehatan.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr. Dan Tuculescu di berbagai negara di Eropa, menyoroti dampak negatif dari tinggal terlalu lama di dalam ruangan yang menggunakan AC. Hasil riset tersebut menunjukkan bahwa paparan berkepanjangan terhadap udara yang dihasilkan oleh AC dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, termasuk gejala masuk angin.
Lebih jauh, penelitian juga menyoroti bahwa AC bisa menjadi sumber penyebaran mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Sistem sirkulasi udara dalam ruangan dapat membantu menyebarkan partikel-partikel ini, meningkatkan risiko infeksi dan alergi bagi penghuni ruangan.
Kebiasaan begadang, tanpa disadari dapat menyebabkan menurunnya kondisi tubuh. Ketika Anda begadang, organ-organ tubuh dipacu untuk bekerja lebih keras pada saat seharusnya kita sedang beristirahat dan memulihkan diri.
Mengutip dari Mayo Clinic, dampak paling nyata dari begadang adalah penurunan kinerja sistem kekebalan tubuh. Ketika tubuh tidak mendapatkan istirahat yang cukup, sistem kekebalan menjadi kurang optimal dalam melawan infeksi dan penyakit. Akibatnya, tubuh menjadi lebih rentan terhadap serangan virus dan bakteri, yang dapat menyebabkan munculnya gejala masuk angin dan berbagai penyakit lainnya.
Baca Juga: Cara Mengatasi Mual Masuk Angin Dengan Mudah
Berbagai jenis makanan memainkan peran penting dalam pemicu tanda-tanda masuk angin. Sebagai contoh, konsumsi makanan yang mengandung santan dan kacang-kacangan dapat menghasilkan sejumlah besar gas di dalam perut. Akibatnya, seseorang dapat mengalami gejala seperti sering bersendawa atau merasa mual.
Selain itu, pengelolaan stres dan tekanan emosional juga dapat berperan dalam mencegah masuk angin. Kondisi stres dapat memengaruhi fungsi pencernaan dan meningkatkan produksi asam lambung, yang dapat memperburuk gejala masuk angin atau masalah pencernaan lainnya.
Jarang orang-orang mengetahui bahwa tubuh yang tidak terlalu mendapatkan gerakan yang mencukupi atau jarang berolahraga dapat menyebabkan masuk angin. Sistem dan bagian tubuh yang jarang digerakkan akan menyebabkan kekebalan imun menurun dan memicu berbagai masalah kesehatan, termasuk masuk angin.
Padahal menurut Kementerian Kesehatan Indonesia, ketika seseorang jarang berolahraga, sirkulasi darah menjadi kurang lancar, metabolisme tubuh melambat, dan fungsi organ-organ internal tidak berjalan optimal. Akibatnya, tubuh menjadi lebih rentan terhadap serangan virus atau bakteri yang dapat menyebabkan gejala masuk angin seperti pilek, batuk, dan badan terasa lesu.
Berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan secara mandiri untuk menghindari dan menangani gejala masuk angin yang sudah kami rangkum dari sumber Mayo Clinic;
ketika Anda mulai merasakan tanda-tanda masuk angin, sangat disarankan untuk memberikan waktu istirahat yang cukup. Sebaiknya, hentikan aktivitas yang sedang Anda lakukan dan berikan diri Anda kesempatan untuk tidur selama kurang lebih 2-3 jam.
Lalu juga jangan lupa bahwa tidur yang cukup di malam hari juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan. Untuk itu, upayakan untuk menjaga kebiasaan tidur yang baik dengan menargetkan minimal 8 jam tidur setiap malam. Kebiasaan tidur yang cukup dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh dan mencegah risiko masuk angin serta gangguan kesehatan lainnya.
Kebersihan ruangan memainkan peran penting dalam mencegah penyebaran kuman dan bakteri yang dapat menjadi penyebab masuknya berbagai penyakit. Ruangan yang bersih cenderung memiliki udara yang lebih segar dan bebas dari partikel-partikel penyebab penyakit. Selain itu, debu dan kotoran yang menumpuk di ruangan dapat menjadi media perkembangan virus yang dapat memicu masuk angin.
Saat minyak angin dioleskan, bahan-bahan di dalamnya memiliki kemampuan untuk mengaktifkan reseptor penciuman. Aktivasi reseptor tersebut kemudian mengirimkan sinyal ke otak, memicu respons yang menghasilkan perasaan menenangkan dalam tubuh.
Sensasi ini sering dikaitkan dengan perasaan hangat dan nyaman, memberikan ketenangan dalam mengatasi berbagai gejala yang tidak menyenangkan. Karena itu, saat Anda masuk angin, agar gejalanya reda sangat dianjurkan untuk mengoleskan minyak angin secukupnya pada area yang tidak enak.
Sebagai salah satu minyak angin unggulan, Safe Care Minyak Angin Aromatherapy Roll On mengandung berbagai senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan. Senyawa-senyawa tersebut kemudian diformulasikan dengan proporsi yang tepat untuk menciptakan minyak angin dengan sejumlah manfaat.
Dengan kemasan roll-on, pengguna dapat dengan mudah mengaplikasikan Safe Care Minyak Angin Aromatherapy Roll On langsung ke area yang diinginkan. Roll-on ini terdiri dari bola kecil yang terbuat dari bahan lembut dan tahan lama, selain itu mudah meluncur lembut di atas kulit, memungkinkan minyak angin meresap secara merata.
Makanan bergizi, seperti buah-buahan, sayuran, protein, dan biji-bijian, mengandung vitamin, mineral, dan antioksidan yang mendukung fungsi sistem kekebalan tubuh. Nutrisi ini membantu melindungi tubuh dari serangan mikroorganisme penyebab penyakit, termasuk infeksi yang mungkin memicu gejala masuk angin. Selain itu, makanan bergizi juga dapat meningkatkan energi dan vitalitas tubuh, sehingga membuatnya lebih tahan terhadap faktor-faktor eksternal yang dapat menyebabkan masuk angin.
Stres yang dihasilkan dari tekanan pekerjaan, ketidakseimbangan antara bekerja dan istirahat dapat meningkatkan risiko masuk angin. Ketika Anda merasa kelelahan dalam mengerjakan sesuatu, itu artinya tubuh mengirimkan sinyal untuk segera berhenti dan memulihkan diri dengan istirahat. Manfaatkan waktu istirahat kerja atau berikan waktu beberapa menit dalam pekerjaan untuk meregangkan otot dan duduk santai.
Login dahulu untuk membuat komentar
Belum ada komentar