Kenali Macam Alergi Kulit Pada Bayi

Jumat, 24 Mei 2024 | Safecare Admin



macam-macam-alergi-kulit-pada-bayi

Bercak ruam yang muncul pada kulit bayi bisa menjadi tanda bahwa mereka mengalami alergi kulit. Tapi jangan panik dulu, kenali berbagai jenis alergi kulit agar Anda bisa mengidentifikasi gejalanya dan mencari tahu apa yang memicu alergi kulit pada Si Kecil.

Meskipun alergi kulit umumnya dianggap tidak berbahaya, namun pada bayi dan anak, kondisi ini tidak boleh diabaikan. Jika dibiarkan, alergi kulit bisa merembet pada gangguan lainnya. Bayi dan anak kecil yang menderita alergi kulit juga cenderung menjadi rewel dan sulit tidur karena merasa gatal.

 

Penyebab Alergi Kulit Pada Bayi

Alergi kulit pada bayi dan anak dapat diakibatkan oleh dua faktor. Pertama, karena kulit langsung terpapar dengan zat yang memicu alergi (alergen). Kedua, ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi dengan melepaskan histamin ke kulit sebagai tanggapan terhadap masuknya alergen ke dalam tubuh. 

Faktor lingkungan seperti suhu udara yang ekstrim, kelembaban tinggi, atau paparan sinar matahari secara berlebihan juga dapat mempengaruhi kulit bayi dan menyebabkan reaksi alergi.

Infeksi bakteri, jamur, atau virus pada kulit bayi juga dapat menyebabkan reaksi alergi atau iritasi kulit. Penting untuk diingat bahwa setiap bayi dapat memiliki respons yang berbeda terhadap berbagai faktor penyebab alergi kulit.

 

Jenis Alergi Kulit Pada Bayi

Beberapa jenis alergi kulit yang umum dijumpai pada bayi dan anak-anak adalah sebagai berikut:

 

1. Dermatitis kontak

Dermatitis kontak pada kulit bayi adalah kondisi peradangan kulit yang disebabkan oleh kontak langsung dengan zat tertentu. Bayi memiliki kulit yang sensitif dan rentan terhadap iritasi, sehingga mereka rentan terkena dermatitis kontak lebih dari orang dewasa. 

  • Penyebab utama dermatitis kontak pada bayi bisa bervariasi, mulai dari deterjen, sabun, hingga krim atau losion yang digunakan dalam perawatan kulit mereka.
  • Salah satu jenis dermatitis kontak pada bayi adalah dermatitis iritan, yang disebabkan oleh zat-zat yang mengiritasi kulit. 
  • Contohnya adalah paparan terhadap urine atau feses dalam popok yang bisa menyebabkan iritasi pada area selangkangan. 
  • Selain itu, ada juga dermatitis alergi, yang terjadi ketika bayi bereaksi terhadap zat tertentu yang menyebabkan alergi pada kulit mereka. Misalnya, reaksi alergi terhadap pewarna atau bahan kimia dalam pakaian bayi atau popok.
  • Gejala dermatitis kontak pada bayi biasanya mencakup kemerahan, gatal, dan munculnya bintik-bintik kecil pada kulit. Area yang terkena juga dapat terasa hangat atau bahkan terasa sakit. 

Untuk mencegah dermatitis kontak pada bayi, penting untuk memilih produk-produk perawatan yang lembut dan hypoallergenic, serta mengganti popok secara teratur dan membersihkan area selangkangan dengan lembut.

 

2. Biduran

Biduran biasanya ditandai dengan ruam merah muda atau putih yang muncul secara tiba-tiba di kulit bayi. Ruam ini dapat muncul dalam bentuk bintik-bintik kecil atau membesar dan menyebar luas di seluruh tubuh bayi.

Penyebab biduran pada bayi dapat bervariasi, termasuk reaksi terhadap makanan, alergi terhadap bahan kimia dalam deterjen atau sabun, atau kontak dengan bahan tertentu. 

Selain itu, infeksi virus, seperti virus herpes simplex, juga dapat menjadi pemicu biduran pada bayi. Namun, seringkali penyebab pasti dari biduran pada bayi sulit dipastikan.

Meskipun biduran pada kulit bayi umumnya tidak berbahaya, hal ini tetap saja sangat mengganggu bagi kulit bayi yang sensitif. Ruam yang terasa gatal dapat membuat bayi menjadi gelisah dan sulit tidur. 

Sebagian besar kasus biduran pada bayi akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari tanpa perlakuan medis. Namun, dalam kasus yang lebih parah atau kronis,  diperlukan penanganan lebih lanjut untuk mengatasi agar hal ini tidak terjadi lagi.

 

3. Eksim

Gejala utama dari eksim pada kulit bayi termasuk kulit kering, gatal, kemerahan, dan terkadang terbentuknya bintil kecil yang berisi cairan.Meskipun eksim pada bayi dapat muncul di bagian tubuh mana pun, area yang paling umum terkena termasuk wajah, kulit kepala, lipatan siku dan lutut, serta bagian belakang lutut. 

Gejala eksim pada kulit bayi dapat menjadi lebih buruk dengan faktor-faktor seperti suhu yang panas atau dingin, alergi makanan atau alergi lainnya.

Kulit bayi yang terkena eksim cenderung menjadi sangat kering dan kasar, dengan daerah-daerah yang terkena biasanya menunjukkan tanda-tanda inflamasi seperti kemerahan dan pembengkakan.Seringkali, bayi akan mencoba menggaruk daerah yang gatal, yang dapat menyebabkan iritasi lebih lanjut dan bahkan infeksi kulit.

 

4. Ruam Popok

Penggunaan popok bayi yang menyebabkan iritasi dan gatal pada kulit bayi adalah masalah umum yang sering dihadapi oleh orang tua. Popok yang terlalu lama dipakai atau jarang diganti dapat menyebabkan kulit bayi terkena zat kimia dari urin dan tinja, serta gesekan yang berlebihan. 

Menurut Anthonella B. Benitez dari Pusat Medis Lincoln, Amerika Serikat, zat kimia seperti amonia dalam urin dapat bereaksi dengan bahan popok dan menyebabkan iritasi pada kulit sensitif bayi. Selain itu, kelembaban yang tertinggal di kulit akibat dari popok yang basah juga bisa memicu iritasi dan gatal.

Beberapa bayi juga rentan terhadap iritasi kulit karena alergi terhadap bahan-bahan tertentu yang ada dalam popok, seperti pewangi atau bahan kimia lainnya yang digunakan dalam proses pembuatan popok. Selain itu, ruam popok juga bisa terjadi karena bakteri atau jamur yang tumbuh di daerah yang lembap dan hangat di sekitar area popok.

Untuk mengatasi masalah ini, Anda sebagai orang tua sebaiknya rajin untuk mengganti popok secara teratur, serta menjaga kebersihan kulit bayi dengan membersihkannya setiap kali mengganti popok, dan menggunakan produk perawatan kulit bayi yang lembut dan bebas dari bahan kimia yang berpotensi menyebabkan iritasi.

 

5. Alergi Makanan

Alergi makanan merupakan respons alergi tubuh bayi terhadap makanan tertentu. Gejala alergi makanan dapat bervariasi mulai dari kulit gatal-gatal dan biduran hingga batuk, muntah, sakit perut, dan diare. Reaksi alergi makanan dapat terjadi dalam hitungan menit setelah mengonsumsi makanan yang menyebabkan alergi.

Bayi dapat mengalami alergi kulit sebagai bagian dari reaksi alergi makanan. Biasanya, alergi makanan pada bayi lebih sering terjadi terhadap susu sapi, telur, kacang-kacangan, dan makanan laut.

 

6. Alergi Air Liur

Alergi air liur merupakan kondisi di mana kontak dengan air liur menyebabkan ruam merah dengan bintik-bintik kecil pada kulit yang bersentuhan dengan air liur. Ini bisa terjadi ketika seseorang digigit oleh serangga tertentu atau kontak dengan air liur hewan tertentu. 

 

7. Alergi Dingin

Untuk yang membawa liburan bersama bayi dari lingkungan dataran rendah menuju pegunungan, perubahan suhu yang tiba-tiba bagi beberapa bayi mengalami alergi dingin. Kondisi ini dimana bayi mengalami ruam-ruam alergi setelah terpapar udara dingin, air mandi yang dingin, atau minum air dingin. Ruam ini dapat disertai dengan gatal-gatal, kemerahan, dan bintik-bintik kecil pada kulit yang terpapar dingin.

 

Langkah Pertama yang dilakukan Jika Bayi Alergi

Alergi pada bayi bisa menjadi momok yang menakutkan bagi orang tua. Namun, ketika bayi menunjukkan reaksi alergi, langkah-langkah pertama yang diambil sangatlah penting untuk mencegah risiko dan memberikan bantuan yang diperlukan. Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat diambil ketika bayi mengalami alergi:

  1. Langkah pertama yang harus diambil jika bayi menunjukkan tanda-tanda alergi adalah menghentikan paparan dengan alergen. Ini berarti mengidentifikasi bahan atau zat yang memicu reaksi alergi pada bayi dan menghindarkannya dari paparan lebih lanjut. Misalnya, jika bayi memiliki alergi terhadap susu sapi, maka produk susu harus dihindari sepenuhnya, termasuk susu formula, keju, dan produk susu lainnya.
  2. Perhatikan gejala yang muncul pada bayi dengan cermat. Gejala alergi pada bayi bisa bervariasi mulai dari ruam kulit, gatal-gatal, pilek, batuk, muntah, diare, hingga sesak napas.
  3. Jangan ragu untuk membawa anak Anda menemui dokter. Dokter akan membantu dalam mendiagnosis alergi bayi dengan lebih tepat dan memberikan arahan mengenai langkah selanjutnya. Dokter akan memeriksa gejala, riwayat kesehatan, dan bisa saja merujuk bayi untuk tes alergi lebih lanjut jika diperlukan.
  4. Setelah alergi bayi terdiagnosis, dokter akan membantu dalam merencanakan penanganan yang tepat. Ini mungkin termasuk pemberian obat-obatan untuk menyembuhkan permaasalahan ini lebih lanjut.

Dan yang paling terpenting, jaga lingkungan bayi tetap aman dari alergen yang memicu reaksi. Hal ini bisa meliputi membersihkan rumah secara teratur untuk menghilangkan debu dan tungau, menghindari asap rokok, atau menghindari hewan peliharaan dari jangkauan bayi apabila diperlukan.

 

 

Safe Care Skin Care Balm dapat menjadi solusi yang efektif untuk meredakan iritasi, gatal-gatal, atau ruam kulit yang mungkin dialami bayi akibat alergi. Kandungan bahan alami dalam produk ini membantu menjaga kelembaban kulit dan memberikan perlindungan tambahan dari faktor-faktor eksternal yang dapat memperburuk kondisi kulit sensitif bayi. 

 

Baca Selengkapnya: Tips Mengilangkan Bentol Alergi Pada Bayi

 

Dengan ukuran yang praktis dan kemudahan penggunaan, Safe Care Skin Care Balm adalah teman setia Anda dalam merawat kulit bayi di mana pun Anda berada. Jadi, pastikan untuk menyertakannya dalam tas perjalanan Anda untuk memberikan perawatan kulit yang lembut dan menyeluruh bagi si kecil#yangadaSAFenya 

 

Referensi:

  1. Alergi Kulit Bayi. Alodokter. Tinjauan oleh dr. Merry Dame Cristy Pane. Diakses 2024
  2. Dermatitis Kontak. Kementerian Kesehatan RI. Diakses 2024
  3. Diaper Dermatitis. National Library of Medicine. Diakses 2024

Tulis Komentar

Login dahulu untuk membuat komentar

Komentar

Belum ada komentar