Kenapa Kulit Anak Kering dan Terasa Gatal?

Jumat, 24 Mei 2024 | Safecare Admin



kulit-anak-kering-dan-gatal

Agar anak dapat bermain dan belajar dengan lebih nyaman, kita sebagai orang tua harus mendukungnya dengan sepenuh hati. Jika ada kendala dalam kehidupannya sehari-hari, pasti kita orang tua akan kesulitan. 

Salah satunya adalah munculnya gejala gatal-gatal pada kulit si kecil. Penanganan yang tepat terhadap gatal-gatal juga dapat membantu mencegah munculnya luka yang bisa berakhir menjadi bekas luka permanen atau bahkan infeksi.

Gatal-gatal pada anak bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari gigitan serangga hingga paparan kulit yang bersentuhan langsung dengan pemicu alergi seperti makanan, bahan kimia dalam deterjen atau sabun, suhu udara dingin, serta debu dan bulu hewan peliharaan.

Berdasarkan beberapa penyebab tersebut, gatal-gatal pada anak bisa disebabkan oleh:

 

1. Kondisi Cuaca

Mengutip dari website Healthychildren, kondisi cuaca yang sangat panas dapat berdampak signifikan pada kesehatan kulit, terutama pada anak-anak. Saat suhu lingkungan meningkat, tubuh akan berusaha menyesuaikan diri dengan meningkatkan produksi keringat untuk mendinginkan suhu tubuh. 

Namun, peningkatan suhu dan keringat ini dapat menyebabkan hilangnya kelembapan alami kulit. Akibatnya, kulit anak-anak, yang lebih sensitif dan tipis dibandingkan dengan kulit orang dewasa, menjadi rentan terhadap kekeringan.

Kulit kering pada anak-anak sering kali terasa gatal. Rasa gatal ini disebabkan oleh dehidrasi lapisan luar kulit yang mengakibatkan keretakan kecil dan iritasi. Anak-anak yang mengalami gatal biasanya akan sering menggaruk kulit mereka, yang dapat memperburuk kondisi dengan menyebabkan lecet atau luka kecil. 

Hal ini bisa memicu infeksi jika tidak ditangani dengan baik. Selain itu, cuaca panas juga dapat memicu kondisi kulit lain seperti eksim, yang dapat memperparah kekeringan dan gatal.

 

2. Kulit Sensitif

Dalam beberapa kasus, anak-anak yang memiliki kulit lebih sensitif dibandingkan orang dewasa. suhu udara yang tinggi dapat meningkatkan produksi keringat. Pada anak-anak, kelenjar keringat mereka belum sepenuhnya berkembang seperti orang dewasa, sehingga kulit mereka lebih rentan terhadap iritasi. 

Keringat yang berlebihan ini dapat menyebabkan kulit menjadi lembap, yang merupakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan bakteri dan jamur. Akibatnya, anak-anak bisa mengalami berbagai masalah kulit seperti ruam panas (miliaria) dan infeksi kulit.

Selain itu, kelembaban akibat cuaca panas juga dapat menyebabkan dehidrasi kulit. Ketika tubuh anak berusaha untuk mendinginkan diri dengan mengeluarkan keringat, cairan dalam tubuh terkuras lebih cepat. Hal ini bisa mengurangi kelembapan alami kulit, membuat kulit menjadi kering dan lebih rentan terhadap iritasi. 

Kulit yang kering dan teriritasi dapat menjadi sangat gatal, menyebabkan anak-anak merasa tidak nyaman dan cenderung menggaruk-garuk kulit mereka dan menyebabkan infeksi. Di sisi lain, paparan sinar UV dari matahari  juga bisa menjadi faktor utama yang membuat kulit anak menjadi lebih sensitif. 

Kombinasi sinar UV dan teriknya matahari bisa merusak lapisan pelindung kulit, menyebabkan kulit menjadi terbakar (sunburn) dan meningkatkan sensitivitas kulit. Kulit yang terbakar sinar matahari biasanya akan memerah, terasa panas, dan sangat gatal.

 

3. Gigitan Serangga

Anak-anak yang sering bermain di luar ruangan memiliki risiko yang lebih tinggi terkena gigitan serangga. Ini karena serangga seperti nyamuk seringkali berkeliaran di area terbuka, terutama di daerah yang lembap atau bersemak. Anak-anak cenderung lebih aktif dan kurang memperhatikan lingkungan sekitar mereka, sehingga lebih mudah menjadi target serangga. 

Selain itu, sistem kekebalan tubuh anak-anak belum sepenuhnya berkembang, sehingga mereka mungkin lebih rentan terhadap reaksi alergi atau infeksi akibat gigitan serangga.

Gigitan serangga seperti nyamuk atau kutu bisa menyebabkan reaksi kulit yang gatal dan merah pada orang yang terkena. Hal ini disebabkan oleh zat-zat yang masuk ke dalam kulit saat serangga menggigit. Pada beberapa orang, gigitan serangga dapat memicu reaksi alergi yang lebih serius, seperti pembengkakan atau ruam yang luas.

 

4. Campak

Penyakit ini disebabkan oleh virus campak dan ditularkan melalui percikan udara dari hidung, mulut, atau tenggorokan orang yang terinfeksi. Gejala campak biasanya dimulai dengan demam tinggi, batuk, pilek, dan mata merah yang sensitif terhadap cahaya. Setelah beberapa hari, muncul ruam kemerahan yang biasanya dimulai di wajah dan menyebar ke seluruh tubuh.

Anak-anak yang terinfeksi campak bisa mengalami komplikasi serius, termasuk infeksi telinga, pneumonia, atau bahkan ensefalitis (radang otak). Komplikasi-komplikasi ini dapat mengakibatkan dampak jangka panjang, seperti gangguan pendengaran, masalah pernapasan, atau kerusakan otak permanen.

 

5. Kutil

Kutil adalah pertumbuhan kecil pada kulit yang disebabkan oleh infeksi virus, terutama virus papilloma manusia (HPV). Virus ini dapat masuk ke dalam kulit melalui luka kecil atau goresan, kemudian menyebabkan sel-sel kulit tumbuh secara berlebihan dan membentuk kutil. 

Meskipun kutil biasanya tidak menyakitkan, namun bisa menyebabkan rasa gatal atau tidak nyaman, terutama jika kutil terletak di area yang sering tergesek atau tertekan, seperti di tangan atau kaki.

Infeksi virus kutil dapat menular melalui kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi, hal ini bisa terjadi melalui sentuhan langsung dengan seseorang yang memiliki kutil atau melalui benda-benda yang terkontaminasi oleh virus, seperti handuk atau alas kaki. 

Anak-anak lebih rentan terhadap infeksi kutil karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sepenuhnya berkembang, sehingga lebih rentan terhadap serangan virus.

Pada anak-anak, kutil umumnya muncul di area seperti tangan, kaki, atau wajah. Mereka dapat berbentuk kecil dan datar atau menonjol seperti benjolan. Pada beberapa kasus, kutil dapat menghilang dengan sendirinya dalam beberapa bulan atau tahun tanpa perawatan medis, tetapi pada kasus lain, mereka dapat bertahan lama atau bahkan berkembang menjadi lebih banyak kutil di permukaan kulit.

 

6. Impetigo

Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, Impetigo adalah kondisi infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri dan cenderung menyebar dengan cepat. Biasanya, kondisi ini sering terjadi pada anak-anak, terutama mereka yang tinggal dalam lingkungan yang padat atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Salah satu gejala yang paling umum adalah munculnya luka merah di kulit, yang kemudian akan pecah dan membentuk kerak berwarna kuning kecokelatan. Luka ini sering kali terasa gatal dan nyeri.

Infeksi impetigo umumnya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes, atau kadang-kadang keduanya. Bakteri ini bisa masuk ke dalam kulit melalui luka kecil atau lecet, atau bahkan hanya melalui kulit yang sehat tetapi terpapar dengan bakteri tersebut. Kondisi lingkungan yang lembap dan kurangnya kebersihan juga dapat meningkatkan risiko terjadinya impetigo.

 

7. Pityriasis Alba

Pityriasis Alba merupakan suatu kondisi kulit yang umum terjadi pada anak-anak yang memiliki kulit berpigmen gelap. Kondisi ini ditandai dengan adanya bercak putih kemerahan atau putih keabu-abuan yang muncul di wajah, lengan, atau bagian tubuh lainnya. 

Meskipun tidak menimbulkan rasa gatal atau nyeri, bercak-bercak ini seringkali menimbulkan kekhawatiran pada orang tua.

Penyebab pasti dari pityriasis alba belum sepenuhnya dipahami, namun diduga terkait dengan kombinasi faktor genetik, kulit yang kering, serta paparan sinar matahari. Kondisi ini seringkali terjadi pada musim panas atau saat kulit anak terpapar sinar matahari secara berlebih saat aktivitas di luar ruangan.

 

8. Sabun yang Tidak Tepat Untuk Anak

Anak-anak memiliki kulit yang lebih sensitif daripada orang dewasa, sehingga penggunaan sabun yang mengandung bahan kimia atau pewangi tertentu dapat menyebabkan iritasi atau alergi pada kulit mereka. Sabun yang mengandung bahan-bahan keras atau tidak cocok dengan pH kulit anak-anak dapat membuat kulit menjadi kering, gatal-gatal, atau bahkan menyebabkan ruam.

 

9. Paparan Klorin Air Kolam Renang

Klorin yang digunakan untuk menjaga kebersihan air kolam renang dapat menyebabkan iritasi pada kulit, terutama jika kulit terpapar terlalu lama atau jika kadar klorin dalam air terlalu tinggi. Paparan klorin dapat membuat kulit menjadi kering, gatal-gatal, atau meradang, terutama pada orang yang memiliki kulit sensitif atau masalah kulit tertentu.

 

10. Mandi Air Panas Terlalu Sering

Mandi dengan air panas terlalu sering dapat menghilangkan minyak alami dari kulit, yang dapat menyebabkan kulit menjadi kering dan iritasi. Suhu air yang terlalu panas juga dapat merusak lapisan pelindung kulit dan membuatnya lebih rentan terhadap infeksi atau alergi.

Safe Care Skin Care Balm saat menghadapi cuaca panas maupun dingin adalah langkah yang bijak untuk mencegah dan meredakan gatal-gatal yang mungkin timbul akibat kondisi tersebut. 

 

 

Dengan formula yang lembut dan menghidrasi, Safe Care Skin Care Balm dapat membantu menjaga kelembaban kulit Anda saat cuaca panas, mengurangi risiko dehidrasi kulit yang dapat menyebabkan gatal-gatal. Selain itu, kandungan bahan alami dalam produk ini dapat membantu melindungi kulit dari iritasi yang disebabkan oleh sinar matahari langsung atau paparan zat kimia selama musim panas. 

Dengan mengaplikasikan Safe Care Skin Care Balm secara teratur pada kulit Anda, Anda dapat memastikan kesehatan dan kenyamanan kulit Anda saat menjelajahi keindahan musim panas tanpa terganggu oleh gatal-gatal yang tidak diinginkan. Selengkapnya mengenai Tips Mudah Atasi Gatal Pada Anak.

 

Referensi:

  1. Extreme Heat: Tips to Keep Kids Safe When Temperatures Soar. American Academy of Pediatrics Council on Children and Disasters. Dele Davies, MD, MS, MHCM, FAAP. Diakses 2024
  2. Ketahui Penyebab Impetigo. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses 2024

Tulis Komentar

Login dahulu untuk membuat komentar

Komentar

Belum ada komentar