Ini Dia Penyebab Bintik-bintik Kecil di Tangan Dan Gatal

Jumat, 21 Juni 2024 | Safecare Admin



bintik-bintik-kecil-di-tangan-dan-gatal

Gatal pada kulit bisa menjadi gejala dari berbagai masalah yang berbeda, misalnya munculnya bintik-bintik yang menyebar di bagian tubuh tertentu, seperti telapak tangan. Bintik-bintik di tangan bisa muncul dengan berbagai bentuk tergantung penyakit yang menyebabkannya. Mulai dari bintik merah, bentol, ruam, hingga bintik berisi cairan. Kondisi ini mungkin juga disertai gejala lain seperti gatal, nyeri, dan pembengkakan.

Meskipun biasanya tidak berbahaya, bintik-bintik di tangan kadang-kadang dapat menjadi tanda penyakit yang membutuhkan penanganan medis. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi penyebab utama munculnya bintik-bintik tersebut.

Berikut ini adalah macam-macam penyebab dari munculnya bintik merah di tangan;

 

1. Alergi Makanan

Alergi makanan adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh bereaksi secara berlebihan terhadap zat tertentu yang terkandung dalam makanan. Pada sebagian orang, konsumsi makanan tertentu dapat memicu reaksi alergi yang cukup serius, bahkan dalam jumlah yang sangat kecil sekalipun. Reaksi alergi ini bisa bervariasi, dari yang bisa diobati di rumah hingga yang harus membutuhkan penanganan medis oleh dokter.

Menurut Dawn Marie R. Davis, seorang dermatologi dari Mayo Clinic, ketika seseorang dengan alergi makanan mengonsumsi makanan pemicu alergi, tubuhnya mengidentifikasi protein tertentu dalam makanan tersebut sebagai ancaman. Sistem kekebalan tubuh kemudian bereaksi dengan memproduksi antibodi. Antibodi ini merangsang pelepasan berbagai zat kimia seperti histamin dari sel-sel dalam tubuh, yang menyebabkan gejala alergi.

Contoh makanan yang sering menimbulkan alergi adalah kacang, susu, telur, dan makanan laut.

 

2. Gigitan Serangga

Gigitan serangga dapat menyebabkan berbagai reaksi pada kulit, termasuk munculnya bintik-bintik kecil yang gatal. Serangga seperti nyamuk dan semut sering kali menjadi pelakunya. Ketika serangga ini menggigit kulit, mereka menyuntikkan air liur yang mengandung zat-zat tertentu yang dapat memicu reaksi tubuh. 

Gigitan nyamuk adalah salah satu penyebab paling umum dari bintik-bintik kecil dan gatal pada kulit. Saat nyamuk menggigit, mereka menyuntikkan air liur yang mengandung antikoagulan untuk mencegah darah mengental saat mereka menghisapnya. Reaksi tubuh terhadap air liur ini menyebabkan rasa gatal dan munculnya bintik-bintik merah kecil, umumnya dii telapak dan punggung tangan. Gigitan nyamuk biasanya dapat menimbulkan penyakit yang disebut Demam Berdarah Dengue (DBD).

Sedangkan gigitan semut mengandung alkaloid yang dapat menyebabkan rasa sakit, pembengkakan, dan munculnya bintik merah kecil yang lebih gatal. Pada telapak dan punggung tangan, gigitan semut api bisa sangat mengganggu karena tangan sering berinteraksi dengan benda dan permukaan lainnya.

 

3. Dermatitis Kontak

Dermatitis kontak adalah kondisi kulit yang terjadi ketika kulit mengalami kontak langsung dengan bahan atau zat yang menyebabkan iritasi atau reaksi alergi. Dilansir dari sumber Perpustakaan Medis Amerika, ada dua jenis utama dermatitis kontak: dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi.

Dermatitis Kontak Iritan disebabkan oleh zat kimia keras dalam produk pembersih yang berdampak buruk pada permukaan kulit. Misalnya, detergen, pemutih, parfum, beberapa bahan kosmetik, dan jenis logam tertentu.

Pada dermatitis kontak alergi, pemicunya hampir sama dengan dermatitis kontak iritan. Namun dampaknya bisa mengalami pembentukan lepuhan kecil. Lepuhan ini bisa pecah dan mengeluarkan cairan dan menyebabkan kulit menjadi lembap dan rentan terhadap infeksi. Pada dermatitis kontak iritan, kulit yang teriritasi atau alergi bisa menjadi sangat kering dan mengelupas. Ini sering terlihat pada dermatitis kontak yang kronis atau berulang.

 

4. Eksim

Eksim, yang juga dikenal sebagai dermatitis atopik, adalah suatu kondisi kulit kronis yang umum dan sering menimbulkan rasa tidak nyaman serta mempengaruhi kualitas hidup penderita. Eksim ditandai oleh kulit yang menjadi kering, merah, dan sangat gatal. Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering ditemukan pada anak-anak. Meski eksim tidak menular, namun bisa sangat mengganggu dan memerlukan perawatan yang tepat.

Eksim biasanya muncul dengan gejala yang khas, seperti kulit menjadi kering dan kasar, kulit memerah, rasa gatal yang intens, munculnya bintik-bintik kecil, dan adanya penebalan atau pembengkakan di permukaan kulit tertentu.Gejala-gejala ini sering muncul di tangan, tetapi bisa juga muncul di bagian tubuh lainnya seperti wajah, leher, kaki, dan bagian dalam siku serta lutut.

 

5. Cacar Air

Cacar Air merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus varicella-zoster. Penyakit ini biasanya menyerang anak-anak, meskipun orang dewasa juga bisa mengalami ini. Menurut Alan Greene dari Penn Medicine, cacar air sangat menular dan dapat menyebar dengan cepat dari satu orang ke orang lain melalui kontak langsung dengan lepuh atau melalui udara ketika seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin.

Ia menambahkan,  virus yang menyebabkan cacar air menyerang melalui saluran pernapasan atas dan menyebar ke seluruh tubuh melalui darah dan sistem limfatik. Setelah seseorang terinfeksi, virus akan tetap berada dalam tubuh dalam bentuk laten dan bisa kembali aktif di kemudian hari, menimbulkan bintik-bintik merah di bagian tubuh yang dapat menyebar.

Gejala cacar air biasanya mulai muncul 10 hingga 21 hari setelah paparan pertama terhadap virus. Selain munculnya bintik merah, tahapan gejala cacar air meliputi demam ringan hingga sedang, badan menjadi lemas, kehilangan nafsu makan, serta sakit  kepala dan nyeri otot.

 

6. Herpes Zoster

Sama seperti cacar air, herpes zoster juga disebabkan oleh reaktivasi virus varicella-zoster. Setelah seseorang sembuh dari cacar air, virus varicella-zoster tidak sepenuhnya hilang dari tubuh; virus tersebut bersembunyi dalam keadaan tidak aktif di sistem saraf, terutama di ganglia saraf tulang belakang atau otak. Bertahun-tahun kemudian, biasanya pada orang dewasa yang lebih tua atau pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang melemah, virus ini dapat kembali aktif dan menyebabkan herpes zoster.

Dikutip dari laman keseharan Healthline, gejala herpes zoster sering disertai dengan demam, sakit kepala, dan rasa lelah. Dalam beberapa hari, ruam merah kecil mulai muncul di area yang terasa nyeri. Ruam ini berkembang menjadi lepuh berisi cairan yang sangat menyakitkan. Lepuh-lepuh ini biasanya membentuk pola yang menyerupai pita atau sabuk di satu sisi tubuh, sesuai dengan jalur saraf yang terinfeksi virus tersebut.

Reaktivasi virus varicella-zoster bisa dipicu oleh berbagai faktor, tapi umumnya adalah adanya sistem kekebalan tubuh yang melemah, dan faktor tekanan mental seperti stress.

 

7. Skabies

DIlansir dari sumber Kementerian Kesehatan, skabies adalah suatu kondisi kulit yang sangat menular yang disebabkan oleh tungau kecil bernama Sarcoptes scabiei. Tungau ini menggali di bawah permukaan kulit untuk bertelur, tungau ini sangat kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Infeksi biasanya menyebar melalui kontak kulit ke kulit yang berkepanjangan dengan orang yang terinfeksi. Oleh karena itu, skabies sering terjadi dalam lingkungan yang padat, seperti rumah terutama kompleks perumahan yang kotor dan kumuh.

Selain kontak langsung, skabies juga dapat menyebar melalui barang-barang pribadi yang terkontaminasi seperti pakaian, seprai, atau handuk. Meskipun demikian, penularan melalui benda mati ini kurang umum dibandingkan penularan langsung dari kulit ke kulit.

 

8. Impetigo

Impetigo adalah salah satu jenis infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri. Infeksi ini sering kali menyerang anak-anak. Dilansir dari halococ, bakteri yang bertanggung jawab atas impetigo adalah Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes. Infeksi ini umumnya menyebar melalui kontak langsung dengan luka terbuka atau lecet di kulit, meskipun juga dapat menular melalui sentuhan dengan barang-barang yang terkontaminasi.

Tangan dan wajah adalah area yang paling sering terkena impetigo, karena dua alasan utama. Pertama, area ini sering terkena kontak langsung dengan bakteri melalui tangan yang terkontaminasi atau melalui sentuhan dengan wajah. Kedua, kelembaban dan kehangatan di sekitar mulut dan hidung menciptakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan bakteri.

 

9. Sifilis

Sifilis merupakan salah satu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum.Bakteri tersebut dapat masuk ke dalam tubuh melalui kontak langsung dengan luka terbuka pada kulit atau selaput lendir dengan individu yang telah terinfeksi. Sifilis dapat menyebar melalui hubungan seksual, baik vaginal, anal, atau oral, dengan individu yang telah terinfeksi, serta dapat ditularkan dari ibu ke janin selama kehamilan.

Ruam kulit yang muncul pada sifilis tidak selalu sama untuk setiap individu. Ruam dapat bervariasi dalam penampilan, mulai dari bintik-bintik merah kecil hingga luka berisi cairan yang lebih besar. Selain itu, ruam pada tahap sekunder sifilis juga bisa muncul dan menghilang dengan sendirinya, kadang-kadang membuatnya sulit untuk diidentifikasi.

 

10. Psoriasis

Ahli dermatologi Gottlieb A, Korman NJ dari Mayo Clinic menyebutkan, psoriasis adalah suatu penyakit kulit yang kompleks dan kronis yang dipicu oleh sistem kekebalan tubuh yang bekerja secara abnormal. Proses ini dimulai di dalam sistem kekebalan tubuh. Biasanya, sel-sel darah putih yang disebut sel T berfungsi untuk melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit. Namun, pada penderita psoriasis, sel T ini malah menyerang sel-sel sehat di kulit, khususnya sel-sel kulit di lapisan atas yang disebut epidermis. 

Serangan ini memicu pelepasan zat kimia inflamasi, seperti sitokin dan protein, yang memicu respons imun yang berlebihan. Sebagai hasilnya, sel-sel kulit mengalami pertumbuhan dan penggantian yang tidak terkendali.

 

11. Infeksi Jamur

Infeksi jamur pada kulit disebabkan oleh mikroorganisme yang dikenal sebagai jamur dermatofit. Jamur ini berkembang biak di lingkungan yang lembap dan hangat, seperti kamar mandi, kolam renang, sauna, dan area lain yang sering terpapar kelembapan. Salah satu area yang sering terkena adalah tangan, di mana infeksi ini dapat menimbulkan bintik-bintik merah kecil yang disertai dengan rasa gatal yang intens. 

Faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risiko terkena infeksi jamur termasuk kebersihan yang buruk, kelembaban tinggi, dan kontak langsung dengan area yang terinfeksi.

 

Bintik-bintik kecil dan gatal di tangan bisa disebabkan oleh berbagai kondisi. Jika mengalami gejala ini secara terus-menerus atau semakin parah, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter kulit untuk diagnosis dan perawatan yang tepat. Mencegah dan mengelola penyebab yang mendasari dapat membantu mengurangi dampak yang lebih buruk.

Untuk mengatasi gejala gatal pada kulit akibat kondisi tersebut, beberapa produk pelembap dibuat secara khusus untuk meredakan gatal-gatal yang ditimbulkan. Untuk jenisnya, Anda bisa gunakan Safe Care Skin Care Balm. Produk ini dapat membantu meredakan gatal dan memberikan rasa nyaman pada kulit yang teriritasi akibat alergi. Safe Care Skin Care Balm menggunakan formula berkualitas tinggi yang terjamin keamanannya dan cocok untuk semua orang. Produk ini dibuat dari bahan-bahan alami, sehingga aman digunakan oleh kulit sensitif dan kulit kering.

 

 

Beberapa bahan alami dalam Safe Care Skin Care Balm termasuk minyak kelapa, jojoba oil, ekstrak daun teh, rosemary, geranium, chamomile, dan calendula. Bahan-bahan ini efektif untuk mengatasi gatal-gatal, meredakan ruam kulit, melembabkan kulit, dan mengatasi berbagai masalah kulit lainnya.

 

Baca Juga: Tips Menghilangkan Bintik Kecil Gatal di Tangan Secara Tepat

 

Jadi jangan sampai telat penanganan, gunakan  Safe Care Skin Care Balm jika gatal mulai terasa!#yangadaSAFEnya 

 

Sumber Referensi:

  1. Symptoms Causes. National Library of Medicine. Diakses 2024
  2. Chickenpox. University of Pennsylvania. Diakses 2024
  3. What Are the Differences Between Chickenpox and Shingles?. Healthline. Diakses 2024
  4. Scabies. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses 2024
  5. IImpetigo. Halodoc. Ditinjau oleh dr. Rizal Fadli. Diakses 2024

Tulis Komentar

Login dahulu untuk membuat komentar

Komentar

Belum ada komentar