Tips Mencegah dan Menangani DBD di Rumah

Rabu, 20 November 2024 | Safecare Admin



cara-mencegah-dbd-di-rumah

Gejala DBD yang ringan dapat dirawat di rumah. Meski begitu, perawatan ini tidak selalu mudah dan membutuhkan perhatian penuh. Agar tidak salah, Safeian bisa menyimak tips mencegah dan menangani DBD di rumah dalam artikel ini.

DBD, atau demam berdarah dengue, merupakan penyakit yang timbul akibat infeksi virus dengue, serta ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penyakit ini dapat terjadi pada siapapun, mulai dari bayi, anak-anak, dewasa, hingga orang tua.

DBD dapat menimbulkan gejala ringan hingga berat, seperti demam tinggi, pendarahan ringan, mual dan muntah, nyeri otot dan sendi, hingga rasa nyeri di kepala.

Melansir dari WebMD.com, DBD tidak memiliki pengobatan khusus. Namun, fokus perawatan yang diberikan adalah untuk meminimalisir gejala yang ditimbulkannya dan membuat tubuh pasien pulih lebih cepat.

Nah, Safeian, rumah adalah tempat pertama untuk menerapkan upaya pencegahan infeksi dan penanganan awal DBD. Mengapa begitu? Langsung simak penjelasannya di bawah ini:

 

Mengapa Penting untuk Mencegah DBD di Rumah?

Rumah, atau lingkungan tempat tinggal, menjadi garda paling depan dalam upaya pencegahan infeksi dan penularan DBD. Sebab, secara umum penularan DBD terjadi karena gigitan nyamuk yang terinfeksi virus dengue.

Karena itu, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan bahwa cara paling efektif untuk mencegah infeksi virus dengue adalah dengan menghindari gigitan nyamuk.

Namun menghindari gigitan nyamuk tidak sesederhana Anda menggunakan obat pembasmi nyamuk saja. Melainkan dengan menghambat perkembangbiakan nyamuk di rumah dan lingkungan tempat tinggal Anda, yakni lewat menjaga kebersihan dan memastikan tidak ada genangan air kotor.

Apalagi saat akan memasuki musim hujan, kasus demam berdarah rentan mengalami peningkatan. Karena saat musim hujan, lingkungan menjadi lembap dan terdapat banyak genangan air. Kondisi lingkungan tersebut sangat cocok bagi nyamuk Aedes untuk bertelur dan berkembangbiak.

Selain itu, mencegah DBD di rumah juga sangat penting karena DBD lebih banyak terjadi pada anak-anak. Melansir dari laporan World Health Organization (WHO), 90% dari total kasus demam berdarah terjadi pada anak-anak di Bawah 5 tahun.

Selain itu disebutkan juga, lansia dan ibu hamil juga menjadi memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit DBD, dengan komplikasi yang serius dibandingkan orang dewasa yang sehat.

Ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh ibu hamil, bayi dan anak-anak, serta lansia cenderung lebih lemah.

Karena itu, menerapkan langkah-langkah mencegah DBD di rumah sangat penting, utamanya untuk melindungi diri Anda, anak dan keluarga Anda.

 

Cara Mencegah DBD di Rumah

 

 

Hingga kini belum ditemukan obat yang efektif untuk mengatasi demam berdarah. Namun, Safeian dapat mencegah penularan dan infeksi DBD dengan melakukan beberapa cara berikut ini:

 

1. Menguras dan Menutup Tempat Penampungan Air

Langkah pertama upaya mencegah DBD di rumah adalah menguras dan menutup tempat penampungan air. Karena air yang menggenang dapat menjadi empat berkembang biak nyamuk.

Selain itu, saat menguras tempat penampungan air, Anda juga perlu membersihkannya dari lumut dan kotoran. Kemudian isi dengan air bersih kembali dan tutup rapat agar nyamuk tidak bisa hinggap ataupun bertelur di dalamnya.

 

2. Menyikat Wadah Air Secara Rutin

Tak hanya memastikan menutup tempat penampungan air Anda, membersihkan dan menyikat wadah air secara rutin juga sangat penting. Sebab, wadah yang kotor dapat menjadi tempat berkembang biak jentik dan nyamuk demam berdarah.

 

3. Memanfaatkan Kelambu atau Jaring Nyamuk

Selanjutnya, untuk mencegah gigitan nyamuk Anda dapat memasang kelambu atau jaring di sekeliling tempat tidur. Langkah ini dapat menghalangi nyamuk untuk mendekat dan hinggap di tubuh Anda.

 

4. Menanam Tanaman Pengusir Nyamuk

Safeian, tahukah Anda bahwa ada tanaman yang dapat secara alami membuat nyamuk enggan mendekat? Ya, tanaman seperti geranium, rosemary, serai wangi, lavender, daun mint, hingga basil, merupakan contoh tanaman yang dapat menguarkan aroma khas yang tidak disukai oleh nyamuk.

Anda dapat menanam tanaman-tanaman tersebut dalam pot minimalis, kemudian meletakkannya di jendela kamar untuk mencegah nyamuk mendekat ke ruang tidur Anda dan keluarga. 

Namun, tetap pastikan juga untuk selalu merawat tanaman Anda dengan baik dan menjaga kebersihan ruangan, ya.

 

5. Menggunakan Semprotan Anti Nyamuk

Sebagai cara mencegah DBD selanjutnya, Anda juga bisa menggunakan semprotan anti-nyamuk. Produk ini merupakan jenis pestisida yang berbentuk cairan dan dapat membasmi nyamuk, juga serangga lain. 

Akan tetapi, saat memilih semprotan nyamuk untuk kamar anak-anak dan bayi Anda harus memperhatikan kandungannya dengan seksama.

Menurut Healthline.com, pada bayi dan anak-anak, produk anti-nyamuk aman adalah dengan kadar DEET sebanyak 10 hingga 30 persen saja.

 

 

Selain itu, Anda juga bisa memilih semprotan anti-nyamuk dengan bahan-bahan alami yang terbukti aman untuk pernapasan dan kulit si kecil, seperti Safe Care Mosquito Away.

Safe Care Mosquito Away mengandung bahan-bahan alami terbaik yang sangat bermanfaat untuk mencegah gigitan nyamuk, seperti:

  • Lavender oil: memiliki harum yang menenangkan, serta dapat mencegah gigitan nyamuk.
  • Geranium oil: memiliki aroma yang khas, yang membuat nyamuk pergi dan mengusir berbagai jenis serangga lainnya.
  • Citrus Oil: memberikan kesegaran, sehingga dapat membantu menenangkan an menunjang relaksasi. Menggunakannya sebelum tidur dapat membantu membuat istirahat malam Anda jadi lebih nyenyak.

 

Salah satu testimoni di Shoppe Mall Safe Care menarik karena memberikan informasi tentang manfaat dan penggunaan Safecare Skin Moist Daily Lotion di musim Demam Berdarah Dengue (DBD);

 

Safe Care Mosquito Away sebagai perlindungan tambahan saat anak bermain di luar ruangan agar terhindar dari DBD.

Safe Care Mosquito Away dibuat dengan 100% bahan alami, tidak mengandung DEET, serta tidak lengket di kulit. Karenanya, produk ini juga aman digunakan untuk seluruh anggota keluarga Anda.

 

6. Menghindari Tumpukan Barang Bekas

Cara mencegah DBD di rumah selanjutnya dapat dilakukan dengan menghindari tumpukan barang bekas. Tak hanya membuat lingkungan tampak tidak rapi dan mudah kotor, tumpukan barang bekas bisa membuat ruangan menjadi lebih lembap. Kondisi tersebut merupakan tempat yang ideal untuk nyamuk berkembang biak.

Selain itu, jika Anda mengumpulkan barang bekas di luar ruangan, tumpukan tersebut dapat menampung air dari hujan. Sehingga menimbulkan genangan-genangan kecil, yang juga dapat menjadi sarang nyamuk.

 

7. Melakukan Fogging Secara Berkala

Fogging secara berkala di rumah juga dapat mencegah penularan DBD. Nah, fogging dilakukan dengan cara menyemprotkan insektisida (seperti asap) untuk membasmi nyamuk dewasa, yang dapat menularkan virus dengue.

Namun, fogging umumnya dilakukan dalam kondisi tertentu saja, misalnya saat ada kasus DBD di Kawasan tersebut, ditemukan jentik di wilayah yang terjangkit DBD, dan banyak lainnya.

 

Penanganan Awal untuk Penderita DBD

Pasien DBD dapat menunjukkan gejala ringan dan berat, bergantung dengan daya tahan tubuh yang dimilikinya. Pasien dengan gejala yang ringan dapat dirawat di rumah namun dengan pemantauan gejala.

Sedangkan pasien dengan gejala berat atau memburuk di tengah masa pengobatan mandiri, maka harus  segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Nah, Safeian, bila ada anggota keluarga yang terjangkit DBD, Anda tidak boleh panik dulu. Lakukan beberapa langkah penanganan awal DBD berikut ini:

 

1. Berikan Cairan yang Cukup

Memberikan cairan yang cukup pada pasien DBD sangatlah penting dalam langkah penanganan awal. Sebab, pasien DBD sangat rentan kehilangan cairan tubuh yang dapat memicu dehidrasi.

Demam, mual dan muntah, hingga diare dapat menyebabkan pasien kehilangan banyak cairan tubuh selama terjangkit DBD. Karenanya, Anda perlu memastikan bahwa pasien mendapatkan asupan cairan dengan minum air putih yang cukup dan memberikan asupan elektrolit pada tubuh.

Anda juga bisa memberikan air kelapa, jus jambu, dan berbagai minuman dari buah-buahan lainnya yang tak hanya kaya akan cairan, namun dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan elektrolit tubuh.

 

2. Istirahat yang Cukup

Penanganan awal saat terkena DBD adalah dengan beristirahat total. Kondisi ini sangat penting dilakukan karena tubuh Anda memerlukan energi yang cukup untuk melawan infeksi virus dengue, sehingga Anda dapat pulih dengan cepat.

Selain itu, demam tinggi, mual muntah, diare, dan gejala lain dari DBD umumnya membuat tubuh Anda terasa lemas serta tidak bertenaga. Memulihkan diri dengan tidur cukup, akan menghindarkan risiko Anda terjatuh dan mengalami luka berdarah selama terjangkit DBD.

 

3. Kompres Dingin

Karena demam DBD yang tinggi, yakni sekitar 39–40°C, tentu akan membuat pasien terus-terusan berkeringat dan tidak nyaman. Anda bisa mengurangi kondisi ini dengan menempelkan kain kompres dingin di bagian tubuh pasien yang terasa paling panas.

Meski begitu, menurut Kemenkes RI, kompres dingin dinilai kurang efektif untuk mengatasi demam pada penderita DBD. Karena kompres dingin disinyalir dapat merangsang produksi panas dan menghalangi panas tubuh untuk keluar.

Sebagai gantinya, Anda dapat memberikan kompres hangat pada pasien DBD. Langkah ini dapat membantu meningkatkan suhu tubuh lebih cepat, sehingga demam dapat segera turun.

Sebagai catatan, jangan hanya meletakkan handuk kompres di atas dahi. Melainkan letakkan pada lipatan-lipatan tubuh seperti siku, ketiak, selangkangan, ataupun pada leher belakang.

 

4. Berikan Parasetamol untuk Menurunkan Demam

Penanganan awal gejala DBD selanjutnya adalah dengan memberikan obat pereda demam untuk pasien, seperti paracetamol. 

Pastikan untuk menghindari penggunaan obat-obat yang mengandung Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti aspirin dan ibuprofen, karena dapat memperburuk pendarahan.

 

5. Pantau Gejala Tambahan

Penanganan awal pasien DBD tidak mudah dilakukan, Anda juga perlu melakukan pemantauan gejala yang dapat muncul kapan saja pada pasien. Untuk itu, Anda bisa menyimak fase DBD dan gejala yang menyertainya berikut ini:

  • Fase 1 (Febrile Phase): pada fase pertama ini, umumnya terjadi demam selama 2–7 hari dan dapat bersifat bifasik. Selain demam, pada fase pertama, pasien juga dapat mengalami sakit kepala parah, nyeri otot dan sendi, mual dan muntah, hingga diare serta pendarahan ringan.
  • Fase 2 / Fase Kritis: dimulai saat suhu tubuh turun, hingga di bawah 38 C dan biasanya berlangsung selama 24–48 jam. Sebagian pasien dapat membaik secara klinis pada fase ini, tapi tak sedikit juga yang mengalami komplikasi. Karena itu, sangat penting untuk menangani kondisi pasien dan memantau gejala yang tidak biasa pada fase kritis tersebut.
  • Fase 3 / Fase Penyembuhan: demam kembali naik, namun trombosit perlahan naik, kemudian kondisi tubuh akan pulih secara bertahap.

 

Kapan Harus Membawa Penderita DBD ke Dokter?

DBD bukanlah  jenis penyakit yang dapat Anda abaikan. Meskipun pasien bergejala ringan dapat dirawat di rumah, Anda tetap harus membawa pasien ke dokter saat gejala-gejala awal DBD muncul.

Dokter akan memeriksa kondisi pasien dengan menyeluruh, kemudian merekomendasikan langkah perawatan dan pengobatan yang tepat. Dokter juga dapat memberikan edukasi dan resep obat yang diperlukan selama perawatan di rumah.

Sementara itu, bila Anda menemukan gejala-gejala komplikasi selama penanganan di rumah, segera bawa pasien ke dokter untuk mendapatkan pertolongan yang diperlukan.

Menurut CDC, berikut ini gejala-gejala komplikasi pada pasien DBD yang perlu diwaspadai:

  • Kebocoran plasma parah, yang menyebabkan syok atau penumpukan cairan.
  • Kesulitan bernapas.
  • Pendarahan yang parah.
  • Kerusakan organ yang parah, seperti hepatitis.
  • Gangguan kesadaran dan gangguan jantung.

Nah, Safeian itu adalah penjelasan mengenai tips pencegahan dan penanganan awal penderita DBD yang perlu Anda tahu. Pastikan untuk menerapkan tips  di atas dengan tepat dan pantau kondisi pasien untuk mencegah terjadinya komplikasi.

Sebagai upaya pencegahan DBD, Anda dapat menggunakan Safe Care Mosquito Away untuk mengusir dan mencegah gigitan nyamuk. Produk ini terbuat dari 100% bahan alami dengan aroma yang menyegarkan, sehingga nyaman dan aman digunakan oleh anak-anak sekalipun.

Safe Care selalu hadir dengan inovasi aromatik yang khas dan unik, yang dapat Anda sesuaikan dengan kebutuhan dan selera. Baik yang menyegarkan, elegan, dan menenangkan, Choose Your Vibes dan pilih produk Safe Care dengan aroma favoritmu.

Yuk, beli Safe Care Mosquito Away dan produk unggulan kami lainnya di swalayan terdekat dari rumah Anda. Atau, Anda bisa membeli produk-produk Safe Care secara online lewat Shopee Mall dan Tokopedia Official Store kami!

 

 

Sumber Referensi:

  1. Dengue and severe dengue. WHO. Diakses 2024
  2. Dengue Fever. Cleveland Clinic. Diakses 2024
  3. How Dengue Spreads. CDC Dengue. Diakses 2024
  4. Dengue Fever. Web MD. Medically Reviewed by Poonam Sachdev. Diakses 2024
  5. Dengue fever. Mayo Foundation for Medical Education and Research (MFMER). Diakses 2024

Tulis Komentar

Login dahulu untuk membuat komentar

Komentar

Belum ada komentar