Badan Panas Dingin Gejala Sakit Apa? Berikut Penjelasannya

Rabu, 27 Desember 2023 | Safecare Admin



badan-panas-dingin-gejala-sakit-apa

Istilah yang sering disebut sebagai panas dingin pasti sudah tidak asing di telinga kita. Sebenarnya, istilah panas dalam tidak diakui dalam dunia medis. Ini bukanlah suatu penyakit, melainkan sekadar kumpulan gejala dari masalah tenggorokan atau gejala awal dari infeksi virus atau bakteri.

Suhu panas dan dingin dalam tubuh dapat timbul ketika seseorang mengonsumsi makanan berproses dengan suhu tinggi, seperti daging panggang dan gorengan, atau jenis makanan tertentu seperti durian, cokelat, atau makanan berbumbu tajam. 

Namun berdasarkan penelitian yang dilakukan akhir-akhir ini, gejala ini juga dapat dikaitkan dengan penyakit yang mungkin muncul dalam tubuh. Beberapa penyakit umum yang sering dikaitkan dengan gejala panas dingin termasuk;

 

1. Demam Akibat Kehujanan

Perubahan suhu yang terjadi setelah kehujanan dan berhubungan dengan demam dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama-tama, suhu air hujan yang dingin dapat menyebabkan perubahan suhu yang drastis, terutama jika seseorang basah kuyup dan terpapar angin. Ketika tubuh mengalami perubahan suhu yang drastis, sistem kekebalan tubuh bisa merespons dengan meningkatkan produksi zat kimia, seperti sitokin, yang dapat memicu respons peradangan dalam tubuh.

Dikutip Tinjauan Dr. Farah Khan, MD dari Health.com, terkena hujan juga dapat membuat tubuh menjadi rentan terhadap infeksi. Air hujan yang terkontaminasi dapat membawa kuman atau bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pernapasan atau penyakit lainnya. Ketika tubuh terkena infeksi, sistem kekebalan tubuh akan bekerja lebih keras untuk melawan patogen tersebut, dan ini dapat menyebabkan kenaikan suhu tubuh atau demam.

Selanjutnya, paparan air dingin juga dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit, mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Hal ini dapat memicu respon tubuh untuk meningkatkan suhu tubuh agar dapat menjaga keseimbangan termal. Akibatnya, seseorang dapat merasakan panas atau demam setelah kehujanan.

 

2. Hipotermia

Hipotermia adalah kondisi di mana suhu tubuh seseorang turun di bawah batas normal, yang biasanya adalah 35 derajat Celcius. Dilansir dari Mayo Foundation for Medical Education and Research (MFMER), Salah satu penyebab utama hipotermia adalah kehilangan panas tubuh yang berlebihan dibandingkan dengan produksi panas tubuh. Ketika seseorang terpapar pada suhu udara rendah atau kondisi basah, tubuh dapat kehilangan panas di tubuhnya, terutama jika pakaian yang dikenakan tidak cukup melindungi dari elemen. 

Selain itu, faktor lain yang dapat memperburuk hipotermia termasuk ketidakmampuan tubuh untuk menghasilkan panas yang cukup akibat kurangnya asupan makanan atau kelelahan fisik yang ekstrem. Oleh karena itu, hipotermia dapat dipahami sebagai hasil dari ketidakseimbangan antara kehilangan panas tubuh dan produksi panas tubuh.

 

3. Infeksi Virus dan Bakteri Dari Luar

Infeksi oleh virus atau bakteri bisa membuat suhu tubuh naik, yang disebut juga demam. Ini adalah cara alami tubuh untuk melawan serangan mikroorganisme. Ketika virus atau bakteri masuk ke tubuh, sistem kekebalan bekerja dengan melepaskan zat kimia yang disebut sitokin. Sitokin berperan meningkatkan suhu tubuh, menciptakan lingkungan yang sulit bagi mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang.

Dokter dari Australia, Paul Young mengatakan, demam sebenarnya adalah strategi pertahanan tubuh. Ini membantu sel-sel kekebalan bekerja lebih efisien, mempercepat proses pemecahan mikroorganisme, dan meningkatkan respons tubuh terhadap infeksi. Selama demam, tubuh dapat menghasilkan lebih banyak energi, yang tercermin dalam peningkatan suhu tubuh.

Dengan kata lain, demam adalah respon normal terhadap infeksi, sebuah indikasi bahwa tubuh sedang berjuang melawan serangan patogen dari luar.

 

4. Stress dan Kecemasan

Ketika seseorang menghadapi tekanan berlebih dalam pikirannya, dampaknya tidak hanya terbatas pada aspek psikologis, tetapi juga dapat membawa konsekuensi serius terhadap kondisi fisiknya. 

Menurut penelitian yang dilakukan di Ohio State University, stres memiliki potensi untuk mengganggu komunikasi kompleks antara sistem saraf, sistem endokrin yang mengatur pelepasan hormon, dan daya tahan tubuh.

Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat pada tahun 2020 menunjukkan bahwa stres yang berkelanjutan dapat menyebabkan penurunan signifikan dalam daya tahan tubuh, membuat individu lebih rentan terhadap serangan penyakit dan infeksi. Selain itu, stres yang berlebihan juga dapat berkontribusi pada munculnya gejala panas dalam atau masalah kesehatan oral seperti sariawan, sakit tenggorokan, bibir pecah, dan masalah sejenisnya. Hal ini mungkin disebabkan oleh penurunan daya tahan tubuh secara spesifik di area tertentu, membuat organ-organ tersebut lebih rentan terhadap peradangan dan infeksi.

 

Baca Juga: Cara Mengatasi Badan Panas Dingin Secara Efektif

 

5. Terlalu Berada Terlalu Lama Dekat AC

Meskipun AC dirancang untuk mendinginkan udara, tetapi jika seseorang berada terlalu dekat dengan saluran udara langsung dari AC, maka tubuh akan sulit dalam mengatur suhu panas atau dingin. Semakin lama Anda tinggal di dalam ruangan ber-AC, semakin sulit tubuh Anda beradaptasi dengan suhu tanpa AC. Fenomena ini dapat dijelaskan sebagai stres pada tubuh, yang mengalami perubahan suhu secara ekstrim secara drastis. Terpapar terus-menerus pada suhu yang terkontrol di dalam ruangan ber-AC membuat tubuh kehilangan kepekaan terhadap variasi suhu di lingkungan luar.

Dalam kondisi ini, ketika Anda keluar dari ruangan ber-AC dan terpapar pada suhu lingkungan yang lebih hangat, tubuh akan mengalami kesulitan menyesuaikan diri. Proses ini dapat menciptakan ketidaknyamanan dan dapat mencirikan dirinya sebagai peningkatan produksi keringat. Tubuh, yang terbiasa dengan suhu yang lebih rendah di dalam ruangan ber-AC, mungkin akan bereaksi dengan memproduksi lebih banyak keringat sebagai mekanisme pendinginan yang alami.

 

6. Hipotiroidisme

Hipotiroidisme adalah kondisi medis yang terjadi ketika kelenjar tiroid tidak menghasilkan cukup hormon tiroid untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Kelenjar tiroid berperan penting dalam mengatur metabolisme tubuh dengan menghasilkan hormon tiroid, seperti tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3). Ketika produksi hormon tiroid berkurang, metabolisme tubuh menjadi lambat, yang dapat menyebabkan berbagai gejala termasuk peningkatan berat badan, kelelahan, kulit kering, dan intoleransi terhadap suhu dingin. 

Menurut studi yang dilakukan dokter dari Amerika, Wolters Kluwer, salah satu efek hipotiroidisme yang dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh adalah kurangnya kemampuan tubuh untuk menghasilkan energi secara efisien. Metabolisme yang lambat menghambat produksi panas tubuh, sehingga penderita hipotiroidisme cenderung mengalami ketidakmampuan untuk mempertahankan suhu tubuh normal. Oleh karena itu, hipotiroidisme dapat menjadi penyebab panas dalam yang berhubungan dengan ketidakseimbangan hormonal dan disfungsi metabolisme.

 

7. Efek Samping Obat

Pada saat terjadi gangguan pada saluran pernapasan, mulai dari hidung, tenggorokan, hingga paru-paru, itu menunjukkan bahwa sistem perlindungan pernapasan tidak berfungsi dengan baik. 

Oleh karena itu, infeksi dapat dengan mudah menyebabkan penurunan kekebalan tubuh, menghasilkan gejala yang sesuai dengan lokasi infeksi dan agen penyebab penyakit. Ketika bagian saluran pernapasan terinfeksi, mungkin timbul masalah seperti luka, pendarahan, peradangan, dan inisiasi saraf, yang dapat menyebabkan sensasi nyeri atau panas.

Namun, tidak selalu gangguan tersebut hanya dipicu oleh penyakit yang sedang terjadi; terkadang, efek samping dari pengobatan juga dapat memainkan peran. 

Biasanya, jenis obat tertentu, seperti antibiotik yang dikonsumsi secara rutin, dapat menyebabkan efek samping seperti sensasi panas di tenggorokan dan dada. Selain itu, efek samping lain yang mungkin timbul melibatkan rasa tidak nyaman atau nyeri di perut yang bisa merambat ke dada, atau munculnya ruam pada kulit sebagai tanda reaksi alergi.

 

Rekomendasi Minyak Angin Untuk Meredakan Panas Dingin

Minyak angin telah lama digunakan sebagai salah satu alternatif pengobatan tradisional untuk meredakan panas dingin. Saat diterapkan secara perlahan pada area perut atau dada, minyak angin dapat memberikan efek yang menyegarkan membantu mengurangi sensasi panas yang terkait dengan masalah dari penyakit ini. 

Penggunaan Safe Care Minyak Angin Aromatherapy Strong Roll On juga dapat memberikan relaksasi pada otot-otot di sekitar area yang dioleskan, membantu mengurangi ketegangan yang muncul akibat panas dingin di tubuh.

 

 

Salah satu minyak aromaterapi yang terkenal ampuh mengobati permasalahan ini ialah Safe Care Minyak Angin Aromatherapy Strong Roll On. Produk ini mengandung berbagai zat yang bermanfaat bagi kesehatan. Zat-zat tersebut kemudian diformulasikan dengan komposisi yang tepat, menciptakan minyak angin yang dapat memberikan beberapa manfaat yang dapat meredakan dan menghilangkan berbagai gejala yang menimbulkan perubahan suhu di dalam tubuh. 

Kandungan bahan aktif dalam minyak angin ini dipilih dan diproduksi secara ketat agar khasiatnya dalam memberikan efek sejuk dan menyegarkan. 

Selain itu, inovasi dari packaging dan fitur penggunaan juga menjadi kelebihan utama produk ini, yaitu penambahan bola-bola di mulut botol minyak angina yang disebut dengan roll-on. Fitur ini diyakini dan sudah terbukti lebih efektif dalam hal penggunaan dibandingkan dengan model biasa. Karena lebih hemat minyak sehingga pengolesan sedikit pun akan membasahi bola-bola roll tanpa menguras minyak angin di dalamnya.

Tulis Komentar

Login dahulu untuk membuat komentar

Komentar

Belum ada komentar