Kenali Penyebab Kulit Menjadi Sensitif

Sabtu, 6 April 2024 | Safecare Admin



penyebab-kulit-sensitif

Individu dengan kulit yang sensitif sering mengalami berbagai masalah pada kulit, seperti ruam,  gatal- gatal, kering pecah pecah, bintik-bintik kecil, serta terasa terbakar atau perih yang mengganggu. Gejala-gejala ini biasanya timbul setelah kontak dengan bahan tertentu atau dalam kondisi udara yang kering dan dingin.

Selain itu,ternyata masih banyak lagi penyebab kulit menjadi sensitif. Ketahui lebih lanjut dengan menyimak tulisan ini sampai habis agar Anda bisa mengetahui dan mencari solusinya.

 

1. Reaksi Alergi

Reaksi alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh aktif dan memberikan respons yang berlebihan terhadap paparan debu, makanan, atau zat kimia tertentu. Gejala reaksi alergi pada kulit dapat mencakup munculnya merah yang diiringi rasa gatal, perih, dan pembengkakan.

Tapi perlu diingat, hal ini bukan berarti Anda mengalami gejala alergi, tetapi karena sifat kimia dari produk tersebut terlalu kuat untuk kulit. Sehingga gejala yang terjadi pada Anda merupakan reaksi kulit yang sensitif.

Dilansir dari Medical News Today, perbedaan lain antara kulit sensitif dan alergi terletak pada waktu timbulnya reaksi. Reaksi alergi bisa terjadi segera setelah terpapar suatu zat, atau beberapa jam setelahnya, yaitu sekitar 12-48 jam berikutnya. Namun, pemilik kulit sensitif akan langsung merasakan keluhan langsung pada kulit setelah terpapar pemicu tertentu.

 

2. Dermatitis Atopik

Dermatitis atopik adalah salah satu jenis dermatitis yang terjadi karena peradangan pada kulit. Kondisi ini dapat ditandai dengan kulit yang merah, kering, dan pecah-pecah, yang sering berlangsung dalam waktu yang lama, bahkan bertahun-tahun.

Menurut sumber tinjauan dr. Fadhli Rizal Makarim yang dilansir dari Halodoc, penderita juga dapat mengalami tanda-tanda lain, seperti:

  • Timbulnya ruam yang mengeluarkan cairan.
  • Kulit menjadi kering dan bersisik.
  • Kulit di telapak tangan atau di bawah mata menjadi kerut atau kusut.
  • Kulit di sekitar mata menjadi gelap.
  • Timbul pecah-pecah, mengelupas, bahkan berdarah pada permukaan kulit.

Rasa gatal yang terjadi biasanya lebih parah pada malam hari, dan jika digaruk, kulit dapat menjadi lebih tebal, muncul bopeng atau lubang, serta menggelap.

 

3. Polusi Udara

Paparan polusi pada kulit dapat mengakibatkan beragam gangguan kesehatan, mulai dari respons alergi hingga potensi kanker kulit. Pencemaran ini dapat berasal dari berbagai sumber baik di dalam maupun di luar rumah.

Adanya sumber pencemaran udara dari luar rumah, seperti asap kendaraan, industri, dan pembakaran sampah, merupakan contoh dari polusi udara. Di musim kemarau, beberapa wilayah yang menghadapi bencana kebakaran hutan dan lahan dapat memperparah pencemaran udara ditambah dengan sumber polusi udara tadi.

Tidak hanya terbatas pada zat beracun yang terkandung dalam udara kotornya, masalah kulit sensitif dari polusi udara juga dapat disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur yang beterbangan di area atau benda di dalam rumah yang kurang terjaga kebersihannya.

 

4. Perubahan Hormonal

Pada dasarnya, hormon memainkan peran penting dalam mengatur fungsi-fungsi tubuh, termasuk metabolisme, pertumbuhan, dan bahkan keseimbangan cairan. Ketika terjadi perubahan hormonal, seperti saat masa pubertas, kehamilan, menstruasi, atau menopause, kadar hormon dalam tubuh seseorang menjadi tidak stabil. Ini bisa memicu berbagai perubahan pada kulit, termasuk peningkatan sensitivitas.

Menurut ahli dermatologi Dokter Zenovia dari Hormonal Dermatology mengatakan, salah satu gejala yang umum terjadi pada kulit sensitif akibat perubahan hormonal adalah kemerahan atau ruam. Kemerahan ini biasanya terjadi pada area wajah, leher, atau bagian tubuh lainnya yang rentan terhadap rangsangan. Selain itu, kulit juga dapat terasa gatal atau bahkan mengalami pembengkakan. Kondisi ini bisa sangat mengganggu dan mempengaruhi kenyamanan sehari-hari seseorang.

Tidak hanya itu, perubahan hormonal juga dapat meningkatkan risiko masalah kulit lainnya, seperti jerawat atau kulit kering. Peningkatan kadar hormon tertentu, seperti hormon androgen, dapat merangsang produksi minyak berlebih di kulit, menyebabkan pori-pori tersumbat dan akhirnya menyebabkan jerawat. Di sisi lain, penurunan kadar hormon estrogen yang terjadi selama menopause dapat mengakibatkan kulit menjadi lebih kering dan kehilangan kekenyalannya.

 

Baca Juga: Cara Mengatasi Kulit Sensitif Secara Efektif

 

5. Stress dan Kecemasan

Stres dan emosi yang kuat dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan kulit seseorang. Bagi sebagian orang, respons tubuh terhadap stres bisa berujung pada kulit sensitif. Ketika seseorang mengalami stres atau emosi yang kuat, sistem saraf tubuh, termasuk ujung saraf di kulit, dapat terangsang. Hal ini menyebabkan pelepasan sinyal-sinyal rasa sakit, yang dapat memicu reaksi kulit yang berbeda, seperti rasa gatal, kemerahan, atau perasaan terbakar.

Ketika seseorang merasa gugup atau stres, reaksi tubuh terhadap situasi tersebut dapat menyebabkan pelebaran pembuluh darah di wajah dan leher. Sebagai respons terhadap situasi stres, tubuh mengalirkan lebih banyak darah ke area-area tertentu, termasuk wajah dan leher, yang dapat menyebabkan kemerahan dan sensasi panas. Ini terjadi karena aliran darah yang meningkat menyebabkan suhu kulit meningkat, memberikan sensasi panas yang terasa pada wajah dan leher.

Selain itu, stres juga dapat mempengaruhi produksi hormon dalam tubuh, seperti kortisol, yang dapat mempengaruhi keseimbangan minyak di kulit. Hal ini dapat menyebabkan kulit menjadi lebih sensitif terhadap iritasi dan reaksi alergi.

 

6. Salah Menggunakan Produk Kecantikan Kulit

Untuk menemukan produk perawatan kulit yang sesuai dengan jenis kulit, sering kali diperlukan eksperimen dengan berbagai produk terlebih dahulu. Tanda-tanda bahwa produk perawatan kulit tidak cocok bisa dilihat dari kulit wajah yang mengalami kekeringan dan mengelupas. Kondisi ini umumnya muncul sebagai respon kulit terhadap produk baru yang dicoba, yang bisa menyebabkan iritasi. Kekeringan yang parah bahkan bisa mengindikasikan iritasi pada kulit.

Selain itu, ruam merah sering kali muncul sebagai respons terhadap produk perawatan kulit, terkadang disertai dengan sensasi terbakar pada kulit wajah. Apabila ruam tersebut disertai dengan sensasi kesemutan yang berlangsung cukup lama, sebaiknya berhenti menggunakan produk itu. Untuk sebagian orang, produk perawatan kulit yang mengandung alkohol bisa menyebabkan ruam pada kulit wajah.

Oleh karena itu, penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki respons yang berbeda terhadap produk perawatan kulit, sehingga tidak bisa dipastikan dalam waktu berapa lama produk tersebut bisa dianggap cocok atau tidak. Kesadaran akan respons kulit terhadap produk perawatan kulit sangat penting dalam mengevaluasi efektivitas suatu produk perawatan kulit.

 

 

Salah satu produk kecantikan kulit yang aman dipakai dan terjamin kualitasnya adalah Safe Care Skin Moist Daily Lotion. Produk kulit dari Safe Care ini hadir dalam kemasan kompak 250ml. Selain itu kami memastikan produk ini bebas dari pewangi, paraben, serta telah diuji secara dermatologis sehingga aman digunakan bahkan untuk kulit bayi. 

Kandungan bahan-bahan seperti avocado, calendula, chamomile, rosemary, geranium, dan shea butter memberikan manfaat yang beragam. Seperti menjaga kelembaban kulit, mencegah kerusakan kolagen, mengatasi eksim, dermatitis, dan psoriasis, serta membantu memperbaiki tekstur kulit. Dengan formula serta kandungannya, Safecare Skin Moist memberikan perawatan yang lembut, tidak lengket, dan cocok untuk menjaga kesehatan kulit menjadi kencang kembali.

Dapatkan produk ini sekarang juga di toko online serta offline di sekitar Anda!

Tulis Komentar

Login dahulu untuk membuat komentar

Komentar

Belum ada komentar