Ternyata Ini Penyebab Tidak Bisa Tidur

Sabtu, 6 April 2024 | Safecare Admin



penyebab-tidak-bisa-tidur

Tidur adalah kebutuhan dasar manusia, manusia perlu tidur untuk memulihkan energi untuk beraktivias di esok hari. Namun, terkadang, malam yang seharusnya diisi dengan istirahat menjadi terganggu karena beberapa sebab yang membuat seseorang susah tidur.

Susah tidur tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental. Berbagai faktor dapat menyebabkan seseorang sulit tidur. Mari kita telusuri beberapa penyebab yang umum terjadi pada orang yang susah tidur:

 

1. Stress

Stres merupakan reaksi alami tubuh terhadap situasi yang dirasakan sebagai ancaman atau tekanan. Ketika kita menghadapi stres, tubuh melepaskan hormon-hormon seperti kortisol dan adrenalin yang mempersiapkan kita untuk merespons secara fisik. Meskipun respons ini penting untuk bertahan hidup dalam situasi darurat, namun jika stres berlanjut dalam jangka panjang tanpa adanya penyelesaian atau rilis, dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan kita, termasuk tidur.

Pikiran yang terus-menerus dipenuhi dengan kekhawatiran dan tekanan membuat tubuh sulit untuk bersantai. Saat kita berbaring di tempat tidur, pikiran kita masih sibuk mengulangi skenario buruk atau memikirkan tugas yang belum selesai. Ini membuat otak kita tetap aktif, menghambat proses alami tubuh untuk memasuki tahap tidur yang nyenyak.

Tidak hanya itu, stres juga dapat menyebabkan gangguan fisik seperti peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah, serta ketegangan otot. Semua ini membuat tubuh menjadi lebih sulit untuk bersantai dan memasuki tahap tidur yang dalam dan pulih.

Jika kita terus-menerus mengalami kesulitan tidur karena stres, ini dapat memiliki konsekuensi serius bagi kesehatan kita secara keseluruhan. Kurang tidur dapat mengganggu fungsi kognitif, meningkatkan risiko obesitas, diabetes, penyakit jantung, dan bahkan menurunkan sistem kekebalan tubuh.

 

2. Kecemasan

Terus-menerus memikirkan hal-hal yang tidak pasti atau menyebabkan rasa cemas akan suatu hal dapat membuat tidur menjadi sulit. Ketika kita terjebak dalam pusaran pikiran yang memperbesar masalah yang belum terjadi, hormon stres seperti kortisol dan adrenalin membanjiri tubuh, sehingga tubuh sulit untuk bersantai dan memasuki tahap deep sleep sebagai upaya istirahat penuh.

Saat kita berbaring di tempat tidur, terkadang pikiran-pikiran yang tak terkendali muncul begitu saja. Kecemasan yang tidak pasti atau kekhawatiran akan hal-hal yang tidak dapat dikendalikan menghantui pikiran, dan tidur menjadi semakin tidak tenang.

Akibatnya, siklus tidur menjadi terganggu. Sehingga Anda sering terbangun di tengah malam dan sulit untuk kembali tidur. Dan ketika pagi tiba, Anda bangun dengan perasaan lelah dan tidak segar, tanpa mendapatkan istirahat yang cukup untuk menghadapi aktivitas berikutnya.

 

3. Depresi

Selain stress dan perasaan cemas, tidak jarang bagi individu yang mengalami depresi untuk juga mengalami masalah tidur. Gangguan tidur ini bisa berupa kesulitan memulai tidur (insomnia), tidur berlebihan (hipersomnia). Terdapat beberapa teori tentang bagaimana depresi dan gangguan tidur saling terkait. 

Salah satunya adalah ketidakseimbangan kimia dalam otak, terutama neurotransmitter seperti serotonin dan melatonin yang mengatur suasana hati dan siklus tidur. Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan gangguan tidur dan juga dapat mempengaruhi suasana hati seseorang, memperburuk gejala depresi.

Selain itu, stres dan kecemasan yang seringkali menyertai depresi juga dapat memicu gangguan tidur. Pikiran yang terus-menerus terjebak dalam lingkaran pikiran negatif atau rasa khawatir dapat mengganggu proses tidur yang normal.

 

4. Gangguan Psikiatrik

Gangguan tidur yang terkait dengan gangguan psikiatrik seperti gangguan bipolar, gangguan kecemasan, dan gangguan stres pascatrauma bisa juga menjadi penyebab seseorang sulit tidur. Gangguan Bipolar adalah kondisi psikiatrik yang ditandai oleh perubahan suasana hati yang ekstrem, mulai dari episode mania hingga episode depresi. Gangguan tidur adalah salah satu gejala yang sering terjadi pada individu dengan gangguan bipolar. 

Gangguan Kecemasan juga dapat menjadi penghalang utama untuk tidur yang nyenyak. Pikiran yang terus-menerus dipenuhi dengan kekhawatiran dan ketakutan dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk bersantai dan tidur dengan tenang di malam hari.

Sementara itu, Individu yang mengalami gangguan pascatrauma akan mengalami mimpi buruk yang mengganggu tidur atau kesulitan tidur karena terjaga oleh memori traumatis yang kembali menghantuinya di malam hari.

 

5. Konsumsi Kafein dan Alkohol

Kafein memiliki waktu paruh yang cukup lama dalam tubuh, artinya efeknya bisa bertahan hingga beberapa jam setelah dikonsumsi. Oleh karena itu, minum kopi atau minuman berkafein lainnya terlalu dekat dengan waktu tidur dapat membuat proses tidur menjadi sulit.

Lebih jauh lagi, kafein dapat memengaruhi tahap tidur REM (Rapid Eye Movement) yang penting. Mengutip dari laman kesehatan Medical News Today, tidur REM merupakan tahap tidur di mana mimpi terjadi dan penting untuk keseimbangan emosional dan kognitif seseorang.

Selain itu, banyak orang mungkin percaya bahwa minum alkohol sebelum tidur dapat membantu mereka tidur lebih nyenyak, realitasnya sedikit lebih rumit. Alkohol memang memiliki efek penenang yang bisa membuat seseorang merasa mengantuk dan tertidur lebih cepat. Namun, sayangnya, efek ini seringkali hanya bersifat sementara.

Setelah alkohol masuk ke dalam sistem tubuh, efeknya mungkin membuat tidur lebih cepat,  tetapi sebenarnya alkohol dapat mengganggu siklus tidur alami tubuh. Ini terutama terjadi di tahap kedua dan ketiga tidur, di mana proses deep sleep terjadi disini. Seiring dengan waktu, alkohol bisa membuat tubuh kita lebih rentan terhadap terbangun di tengah malam, sehingga mengurangi kualitas tidur secara keseluruhan.

 

6. Dampak Dari Konsumsi Obat

Dikutip dari Nature.com, Sejumlah besar orang mengonsumsi antidepresan untuk mengatasi gangguan suasana hati seperti depresi atau kecemasan. Namun, ironisnya, salah satu efek samping yang umum dari antidepresan adalah gangguan tidur. Banyak antidepresan, terutama yang termasuk dalam kategori SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors), dapat menyebabkan insomnia. Efek samping ini dapat menjadi tantangan bagi individu yang berjuang untuk mencapai kestabilan emosional dan tidur yang memadai.

Selain itu, beberapa obat pencernaan juga dapat memengaruhi kualitas tidur seseorang. Misalnya, obat antasid yang mengandung aluminium hidroksida atau magnesium hidroksida dapat menyebabkan rasa kantuk, tetapi pada beberapa orang, mereka juga bisa menyebabkan perut terasa tidak nyaman saat berbaring, mengganggu tidur.

 

7. Perubahan Jam Kerja Atau Aktivitas

Jadwal kerja yang tidak teratur atau berganti-ganti sering kali mengakibatkan gangguan pada jam biologis tubuh yang disebut juga sebagai ritme sirkadian. Ritme sirkadian mengatur siklus tidur dan bangun kita, serta berbagai proses fisiologis lainnya. Ketika jadwal kerja berubah secara drastis, tubuh dapat kesulitan menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.

Gangguan tidur yang disebabkan oleh perubahan waktu kerja tidak hanya berdampak pada kualitas hidup sehari-hari, tetapi juga dapat memiliki dampak yang serius pada kesehatan jangka panjang. Risiko penyakit jantung, obesitas, gangguan pencernaan, serta gangguan mental seperti depresi dan kecemasan dapat meningkat sebagai hasil dari ketidakstabilan jadwal kerja yang  berantakan.

 

8. Ciptakan Ruangan Tidur Yang Nyaman

Menciptakan kamar tidur yang nyaman merupakan hal yang sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan tubuh. Hal-hal yang mempengaruhi lingkungan tidur yang nyaman termasuk suhu kamar yang sesuai, pencahayaan yang memadai, minimnya suara bising, serta kualitas kasur dan bantal yang memadai.

 

 

Salah satu cara untuk menciptakan lingkungan tidur menjadi lebih optimal adalah dengan menggunakan diffuser merek Safe Care dengan varian Safe Care Diffuser Oil Lemongrass Mint 10 ML. Produk ini memiliki berbagai keunggulan yang tidak hanya membuat kamar tidur terasa lebih menyenangkan, tetapi juga memberikan manfaat kesehatan yang signifikan. 

Dengan kandungan 100% pure essential oil tanpa tambahan pelarut, fragrance, dan non alkohol, diffuser ini mampu memberikan aroma natural lemongrass yang menyegarkan. Selain itu, kehadiran diffuser Safe Care ini juga membawa manfaat lain seperti sifat antibakteri yang dapat membunuh bakteri, serta sifat anti nyamuk yang efektif mengusir serangga seperti nyamuk dan lalat. 

 

Baca Juga: Cara Mengatasi Tidak Bisa Tidur

 

Aroma lemongrass yang dihasilkan juga dapat membantu meringankan sakit kepala, meredakan gejala flu dan pilek, serta mengurangi tingkat stres. Yang tak kalah pentingnya, aromanya yang menenangkan juga membantu meningkatkan kualitas tidur, sehingga memungkinkan kita untuk tidur lebih nyenyak dan bangun dengan segar serta bertenaga.

Dengan demikian, menciptakan kamar tidur yang nyaman dengan menggunakan Safe Care Diffuser Oil Lemongrass Mint 10 mendukung relaksasi dan ketenangan, memungkinkan tubuh untuk masuk ke dalam fase tidur yang lebih dalam dan memperoleh pemulihan yang lebih efektif.

Tulis Komentar

Login dahulu untuk membuat komentar

Komentar

Belum ada komentar