Badan Gatal Seperti Digigit Semut, Ternyata Ini Penyebabnya!

Jumat, 21 Juni 2024 | Safecare Admin



badan-gatal-seperti-digigit-semut

Pernahkah Anda mengalami sensasi gatal seperti digigit serangga di bawah kulit, disertai perasaan ada yang bergerak di dalam tubuh Anda? Namun, ketika mencoba mencari tahu apakah ada hewan atau sesuatu di tangan maupun kaki, Anda tidak menemukan apa pun yang aneh.

Sebenarnya, hal tersebut bisa dijelaskan oleh banyak faktor. Ada berbagai macam gangguan kulit yang dapat menyebabkan hal seperti itu. Apa saja? Yuk simak baik-baik tulisan dibawah ini.

 

1. Kulit Kering

Kulit kering merupakan salah satu penyebab paling umum dari rasa gatal yang sering dialami oleh banyak orang. Kondisi kulit kering ini, yang juga dikenal dengan istilah medis "xerosis," terjadi ketika kulit kehilangan kelembapan atau minyak alami yang berfungsi menjaga kelembutan dan kelenturan kulit. Ketika kulit kekurangan elemen-elemen penting ini, lapisan terluar kulit (epidermis) menjadi rapuh dan mudah mengalami iritasi.

Menurut ahli dermatologi Walter J. Liszewski, MD dari Chicago menyatakan ada beberapa faktor yang sering menyebabkan kulit menjadi kering, meliputi:

 

Cuaca Dingin:

Udara dingin dan berangin dapat mengurangi kelembapan alami kulit, sementara pemanas ruangan yang digunakan untuk menghangatkan tubuh juga dapat menghilangkan kelembapan dari udara dalam ruangan, sehingga memperparah kondisi kulit kering.

 

Kelembapan Rendah:

Kelembapan lingkungan yang rendah, baik di musim dingin maupun di daerah beriklim kering, menyebabkan kulit kehilangan kelembapan dengan lebih cepat. Udara yang kering menarik air dari kulit, sehingga permukaan kulit menjadi mudah gatal-gatal.

 

Penggunaan Sabun Keras:

Banyak produk pembersih yang mengandung bahan seperti sodium lauryl sulfate (SLS) yang dikenal dapat mengeringkan dan membuat kulit menjadi merah-merah disertai gatal. Penggunaan berulang produk-produk ini tanpa disertai pelembap dapat membuat kulit semakin kering dan teriritasi.

 

2. Alergi Kulit

Dikutip dari laman Alodokter, alergi kulit adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap zat-zat tertentu yang biasanya tidak berbahaya bagi kebanyakan orang. Zat-zat ini dikenal sebagai alergen dan dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk makanan, obat-obatan, bahan kimia, serta produk perawatan kulit. Ketika tubuh terpapar alergen, sistem kekebalan tubuh mengidentifikasinya sebagai ancaman dan memulai respon untuk melawannya, dan kulit akan timbul bercak-bercak merah seperti digigit semut atau serangga lainnya.

Bercak merah pada kulit, atau disebut dengan ruam sangat bervariasi. Ruam dapat berupa bintik-bintik merah, bercak-bercak yang lebih besar, atau bahkan lepuhan yang berisi cairan. Gatal yang menyertai ruam bisa ringan hingga sangat parah, terkadang sampai mengganggu aktivitas sehari-hari dan tidur. Selain itu, kulit yang terkena alergi seringkali menjadi kering, bersisik, dan bisa juga mengalami pembengkakan.

Alergi kulit bisa dipicu oleh berbagai macam pemicu atau alergen. Beberapa makanan seperti kacang-kacangan, telur, susu, dan makanan laut, merupakan penyebab alergi terbanyak. Selain itu obat-obatan, baik yang diminum maupun yang dioleskan pada kulit, juga dapat menyebabkan reaksi alergi sebagai efek samping. Selain itu, produk perawatan kulit seperti sabun, lotion, parfum, dan kosmetik mengandung bahan-bahan yang bisa memicu alergi pada beberapa individu tertentu.

 

3. Dermatitis Kontak

Sama seperti alergi, Dermatitis kontak adalah salah satu bentuk umum dari penyakit kulit yang dapat terjadi sebagai akibat dari paparan langsung dengan zat-zat tertentu yang bersifat iritan atau menyebabkan reaksi alergi pada individu yang rentan. Paparan ini dapat terjadi di tempat kerja, di rumah, atau dalam aktivitas sehari-hari. Gejala dermatitis kontak biasanya meliputi munculnya ruam merah pada kulit yang terpapar, disertai dengan sensasi gatal yang intens.

Ruam yang muncul biasanya terasa panas dan terkadang terasa seperti terbakar. Gejala ini dapat berkembang menjadi lecet, mengelupas, atau bahkan membentuk gelembung di permukaan kulit. Selain itu, reaksi kulit yang terjadi pada dermatitis kontak juga dapat bervariasi tergantung pada jenis zat yang menyebabkan iritasi atau alergi. Beberapa zat yang umumnya menyebabkan dermatitis kontak termasuk bahan kimia dalam produk rumah tangga, kosmetik, deterjen, pewarna pakaian, dan logam tertentu.

 

4. Gigitan Serangga

Gigitan serangga merupakan salah satu masalah umum dari timbulnya bercak dan ruam yang menyebabkan gatal-gatal di kulit. Menurut Yvette Brazier, editor dari Medical News Today menyatakan serangga seperti nyamuk, kutu, atau semut memiliki mekanisme gigitan yang berbeda, tetapi akibatnya seringkali sama: gatal yang intens.

Gigitan nyamuk sering kali meninggalkan bekas merah yang terasa gatal, dan pada kasus yang lebih parah, bisa disertai dengan pembengkakan. Gigitan kutu menyebabkan reaksi alergi pada kulit, yang bisa sangat mengganggu dan meninggalkan bekas yang terasa gatal dan iritasi. Sedangkan gigitan semut bisa meninggalkan bekas berwarna merah, terutama jika seseorang memiliki reaksi alergi terhadap senyawa kimiawi yang disuntikkan oleh semut.

 

5. Eksim (Dermatitis Atopik)

Eksim adalah kondisi kulit kronis yang dapat menyebabkan peradangan dan iritasi pada kulit. Salah satu ciri khas eksim adalah kulit yang merah, kering, bersisik, dan terasa gatal. Gejala ini sering kali muncul dan menghilang secara berulang kali. Meskipun eksim lebih sering terjadi pada anak-anak, terutama di bawah usia 5 tahun, namun kondisi ini juga dapat berlanjut hingga masa dewasa. Orang yang memiliki riwayat keluarga dengan riwayat eksim, alergi, atau asma memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan eksim.

Penyakit ini juga dapat ditularkan melalui genetik. Faktor ini memainkan peran penting dalam perkembangan eksim. Seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat eksim, alergi, atau asma memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kondisi ini.

 

Kudis

Kudis merupakan kondisi kulit gatal yang disebabkan oleh ungau kecil bernama Sarcoptes scabiei. Tungau ini mencari tempat di kulit untuk menggali terowongan dan bertelur di sana. Meskipun tungau kudis sangat kecil dan sulit dilihat dengan mata telanjang, efek yang ditimbulkannya pada tubuh bisa sangat mengganggu.

Sensasi gatal yang disebabkan oleh gigitan tungau sering kali menjadi lebih buruk pada malam hari, ketika tubuh beristirahat dan suhu tubuh sedikit meningkat. Selain itu, gatal-gatal akibat kudis bersifat menular, kontak kulit dengan seseorang yang terinfeksi kudis atau dengan barang-barang yang terkontaminasi oleh tungau kudis dapat menyebarkan infeksi.

 

Psoriasis

Psoriasis adalah kondisi kulit kronis yang kompleks yang disebabkan penyakit autoimun, yang berarti sistem kekebalan tubuh seseorang salah mengidentifikasi sel-sel tubuhnya sendiri sebagai ancaman dan menyerangnya. 

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, sistem kekebalan tubuh secara keliru memicu produksi sel-sel kulit baru yang terlalu cepat. Normalnya, proses regenerasi kulit memakan waktu sekitar satu bulan, tetapi pada penderita psoriasis, proses ini bisa terjadi hanya dalam beberapa hari. Akibatnya, sel-sel kulit mati menumpuk di permukaan kulit, dan membentuk bercak kemerahan yang bersisik.

Salah satu tanda Psoriasis adalah bercak merah yang ditutupi dengan sisik perak atau putih. Bercak ini biasanya muncul pada bagian tubuh tertentu, seperti siku, lutut, kulit kepala, dan punggung, meskipun ada juga yang muncul di area permukaan kulit lainnya yang tersembunyi.

 

6. Penggunaan Krim Khusus untuk Mengatasi Gatal Akibat Alergi

Untuk mengatasi gejala gatal pada kulit akibat alergi makanan, beberapa produk pelembap dibuat secara khusus untuk meredakan gatal-gatal yang ditimbulkan oleh alergi. Baik alergi makanan atau alergi bahan kimia tertentu. 

Untuk jenisnya, Anda bisa gunakan Safe Care Skin Care Balm. Produk ini dapat membantu meredakan gatal dan memberikan rasa nyaman pada kulit yang teriritasi akibat alergi. Safe Care Skin Care Balm menggunakan formula berkualitas tinggi yang terjamin keamanannya dan cocok untuk semua orang. Produk ini dibuat dari bahan-bahan alami, sehingga aman digunakan oleh kulit sensitif dan kulit kering.

 

 

Beberapa bahan alami dalam Safe Care Skin Care Balm termasuk minyak kelapa, jojoba oil, ekstrak daun teh, rosemary, geranium, chamomile, dan calendula. Bahan-bahan ini efektif untuk mengatasi gatal-gatal, meredakan ruam kulit, melembabkan kulit, dan mengatasi berbagai masalah kulit lainnya.

Berikut adalah panduan tentang bagaimana cara menggunakan Safe Care Skin Care Balm untuk mendapatkan hasil yang optimal pada kulit Anda. 

 

Bersihkan Area yang Terkena

Bersihkan area kulit yang akan dioleskan balm. Pastikan tidak ada partikel seperti debu atau kerikil di permukaan kulit agar pengaplikasian bekerja optimal.

 

Oleskan Balm

Setelah area kulit bersih dan kering, Ambil sedikit balm dengan ujung jari, lalu oleskan secara merata pada area yang dirasa gatal. Jika Anda tidak tahu area mana yang menjadi sumber gatal, cari tanda bercak merah kulit, lalu oleskan balm dengan lembut dan dengan gerakan memijat agar balm dapat meresap dengan baik ke dalam kulit.

 

Gunakan Sesuai Petunjuk

Untuk mendapatkan manfaat yang optimal dari Safe Care Skin Care Balm, Anda cukup gunakan produk ini ketika muncul bercak atau tanda alergi. Atau Anda bisa gunakan produk ini secara berkala untuk menjaga kelembapan kulit.

 

Baca Juga: Begini Cara Atasi Gatal Akibat Gigitan Semut

 

Dan perlu diingat juga, jangan pernah menggaruk bagian yang gatal, baik sebelum dioleskan maupun sesudah dioleskan. Karena itu dapat memperparah kondisi kulit dan bukan sebaliknya.#yangadaSAFEnya 

 

Sumber Referensi:

  1. Why Is My Skin So Dry and Itchy? The Science Behind Dry Skin and How to Care for It. Northwestern Medicine and Northwestern Memorial HealthCare. Diakses 2024
  2. Alergi Kulit, Ketahui Penyebab dan Cara Menanganinya. Alodokter. Ditinjau oleh dr. Sienny Agustin. Diakses 2024
  3. Insect and spider bites and how to deal with them. Medical News Today. Diakses 2024
  4. Mengenal Penyakit Psoriasis. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses 2024

Tulis Komentar

Login dahulu untuk membuat komentar

Komentar

Belum ada komentar