Apakah DBD Bisa Menular? Berikut Penjelasan Lengkapnya

Rabu, 20 November 2024 | Safecare Admin



apakah-dbd-bisa-menular

Safeian, Anda mungkin sudah cukup familiar dengan DBD atau Demam Berdarah Dengue. Jenis penyakit ini dapat menimbulkan gejala serius, serta membutuhkan penanganan medis segera. Namun, apakah DBD termasuk penyakit menular?

Di Indonesia, DBD merupakan penyakit yang sangat umum terjadi. Hingga kini kasus DBD masih banyak ditemukan di berbagai wilayah.

Menurut rilisan resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, hingga minggu ke-17 pada tahun 2024 ini, sebanyak 88.593 kasus DBD terjadi di Indonesia. Berdasarkan jumlah tersebut, 621 kasus DBD berujung pada kematian.

Mengingat seriusnya DBD, Safeian perlu memahami bagaimana cara penularan DBD, tanda dan gejalanya, hingga perawatan pasien yang tepat. Semua informasi tersebut, dapat Anda simak lewat penjelasan di bawah ini.

 

Apakah DBD Bisa Menular?

Ya, DBD merupakan jenis penyakit menular yang timbul akibat infeksi virus dengue. Namun penularan virus ini tidak terjadi melalui kontak fisik atau droplet saliva, melainkan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.

Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC) memaparkan bahwa nyamuk dapat menularkan DBD karena sebelumnya telah menggigit orang yang terinfeksi. Nyamuk tersebut kemudian akan menyebarkan virus DBD tersebut pada orang lain melalui gigitannya. 

Selain it, CDC juga menjelaskan bahwa seorang ibu hamil yang terinfeksi demam berdarah juga dapat menularkan virus tersebut ke janinnya, baik selama kehamilan maupun menjelang persalinan.

 

Tanda dan Gejala DBD

Banyak orang yang tidak menunjukkan gejala Ketika terinfeksi DBD. Bahkan ketika gejala-gejala tersebut timbul, banyak orang yang menyalahartikan kondisi tersebut sebagai penyakit lain, seperti flu.

Bahkan ketika DBD terjadi, sangat penting untuk penderita mendapatkan perawatan dan pengobatan yang tepat.

Nah, agar Anda lebih aware berikut ini beberapa tanda dan gejala seseorang terkena DBD antara lain:

 

1. Demam Tinggi Mendadak

Salah satu ciri yang sangat umum dari infeksi DBD adalah demam tinggi. Melansir dari Cleveland Clinic, suhu tubuh pasien DBD dapat mencapai 40°C. Demam ini biasanya dapat bertahan selama 2 hingga 7 hari. 

Namun demam pada penyakit DBD umumnya bersifat fluktuatif (naik turun). Pada hari ke 3 hingga 7 hari setelah demam, biasanya suhu tubuh akan menurun hingga di bawah 38°C. Kondisi ini disebut sebagai fase kritis, karena merupakan periode yang paling penting untuk diwaspadai.

Pada fase kritis seorang pasien DBD dapat merasa dirinya lebih baik karena demam yang turun. Namun, sebenarnya dalam fase ini dapat terjadi perdarahan dan kebocoran pada plasma darah. Jantung dan tekanan darah juga dapat ikut naik turun, yang dalam kasus serius, bisa menimbulkan kerusakan organ vital.

 

2. Nyeri Sendi dan Otot

Selain demam, infeksi demam berdarah juga dapat menimbulkan sensasi nyeri sendi dan otot pada tubuh pasien. Gejala ini dirasakan sejak awal masa infeksi virus dengue, beriringan dengan demam tinggi. 

Nyeri sendi dan otot bisa bertahan hingga tubuh benar-benar sehat dan pulih. Anda bahkan dapat mengalami kelemahan atau rasa lemas pada seluruh tubuh, khususnya pada fase kritis.

 

3. Sakit Kepala dan Nyeri di Belakang Mata

Sakit kepala dan nyeri di bagian belakang mata juga dapat menjadi gejala dari penyakit DBD. Kondisi ini dapat timbul sejak pertama kali virus dengue menginfeksi, yang juga dapat timbul dan hilang hingga kondisi tubuh membaik. Kenali secara lengkap Kenapa Kepala Terasa Berat dan Pusing?.

 

4. Mual dan Muntah

Saat mengalami DBD, seseorang juga dapat menunjukkan gejala mual dan muntah. Gejala ini terjadi sejak fase pertama infeksi, kemudian dapat berkembang jadi rasa nyeri yang parah pada perut di fase kritis. Bahkan, mual dan muntah yang terjadi bisa lebih buruk, sehingga membuat pasien tidak bernafsu untuk makan.

 

5. Ruam atau Bintik Merah di Kulit

Ruam dan bintik merah juga menjadi gejala yang khas dari DBD. Kondisi ini terjadi umumnya terjadi fase pertama, beriringan dengan kenaikan suhu tubuh pasien.

 

6. Perdarahan Ringan

Gejala lain dari DBD adalah pendarahan ringan, yang dapat ditandai dengan bintik-bintik merah di kulit. Kondisi ini terjadi karena munculnya pendarahan ringan di bawah kulit pasien.

Selain itu, gejala lain dari DBD yang dapat disertai dengan pendarahan misalnya gusi berdarah, perdarahan saluran cerna, mimisan, muntah, hingga buang air besar (BAB) berdarah.

 

Penyebab DBD

Demam berdarah (DBD) disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue. Ketika nyamuk yang terinfeksi virus dengue menggigit Anda, maka virus yang dibawanya dapat masuk ke dalam darah dan menduplikasi dirinya sendiri. Reaksi virus dan sistem imun dalam tubuh Anda inilah yang akan memunculkan gejala-gejala demam berdarah.

Melansir dari Cleveland Clinic, virus dengue dapat menghancurkan bagian dalam darah yang membentuk gumpalan dan memberi struktur pada pembuluh darah. 

Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit DBD, misalnya:

  • pernah terinfeksi virus dengue sebelumnya
  • tanggal atau bepergian di daerah endemik DBD,
  • orang-orang dengan daya tahan tubuh yang lemah, seperti lansia, anak-anak, hingga seseorang dengan kondisi medis tertentu.

 

Penanganan Awal untuk Penderita DBD

Melansir dari Mayo Clinic, tidak ada perawatan khusus untuk mengatasi DBD. Namun, Anda dapat melakukan beberapa tips penanganan awal untuk meringankan gejala DBD berikut ini:

 

1. Istirahat Total

Penanganan DBD pertama adalah dnegan beristirahat total, sehingga sistem imun tubuh dapat memperoleh energi yang cukup untuk melawan infeksi virus dengue.

Dokter juga umumnya menyarankan pasien DBD untuk beristirahat total di atas tempat tidur, serta mendapatkan tidur yang cukup hingga demam turun.

 

2. Penuhi Cairan Tubuh

Saat mengalami DBD, tubuh akan terasa lebih mudah lemas dan lemah. Kondisi ini dapat jadi lebih buruk ketika Anda mengalami mual dan muntah, hingga nafsu makan yang hilang.

Karena itu, sangat penting bagi pasien DBD untuk mendapatkan asupan cairan yang cukup agar tidak mengalami dehidrasi. Sebab dehidrasi dapat memperburuk gejala DBD yang Anda alami.

 

3. Kompres Dingin

Untuk meredakan demam tinggi yang dialami pasien, CDC juga menyarankan untuk memberikan kompres dingin sebagai bagian dari penanganan DBD.

Namun, beberapa penelitian lain menyebutkan bahwa kompres dingin tidak direkomendasikan untuk perawatan demam berdarah. Karena kompres dingin dianggap dapat merangsang produksi panas dan menghalangi keluarnya panas dari tubuh pasien DBD.

Anda dapat mendiskusikan bersama dokter untuk mencari tahu metode kompres mana yang paling tepat diberikan pada pasien DBD. Sehingga perawatan yang diberikan dapat memberikan hasil yang maksimal.

 

4. Hindari Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid (NSAID)

Penggunaan obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID) pada pasien DBD, dikatakan dapat meningkatkan risiko pendarahan. Contoh obat-obatan yang termasuk dalam NSAID adalah ibuprofen dan aspirin.

CDC menganjurkan pemberian paracetamol untuk meredakan demam dan nyeri yang dialami oleh pasien DBD.

 

5. Konsumsi Makanan Bergizi

Pasien demam berdarah juga memerlukan asupan makanan dengan kandungan gizi yang seimbang, sehingga dapat membantu mengoptimalkan penyembuhan dan menjaga kondisi tubuh agar tidak semakin parah.

 

Kapan Harus Dibawa ke Dokter?

Setiap orang memiliki reaksi tubuh yang berbeda terhadap DBD, ada yang menunjukkan gejala ringan dan lainnya menunjukkan gejala yang berat.

Gejala DBD ringan dapat dirawat di rumah, namun tetap dibutuhkan pengawasan untuk menyimak perkembangan kondisi tubuh pasien. Anda perlu membawa pasien ke dokter bila menemukan kondisi berikut ini:

 

1. Demam Tidak Kunjung Turun

Demam DBD umumnya berlangsung selama 2 hingga 7 hari, jika setelah periode tersebut tubuh pasien tak kunjung membaik, Anda perlu berkonsultasi langsung dengan dokter.

Dokter dapat membantu memberikan pemeriksaan menyeluruh, melakukan diagnosis yang akurat, serta merekomendasikan perawatan dan pengobatan yang tepat untuk menangani kondisi pasien DBD.

 

2. Muncul Tanda Dehidrasi

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, dehidrasi dapat memperburuk gejala DBD. Dehidrasi dapat menimbulkan berbagai komplikasi pada penderita DBD, seperti:

  • Kebocoran plasma darah
  • Syok hipovolemik
  • Hingga turunnya tekanan darah

 

3. Perdarahan yang Makin Parah

Salah satu gejala DBD adalah pendarahan ringan, namun jika pendarahan ini berkembang menjadi lebih serius, Anda perlu mengunjungi dokter segera. Misalnya, saat terjadi mimisan, gusi berdarah yang parah, BAB berdarah dan sejenisnya.

 

4. Nyeri Perut yang Parah dan Terus-menerus

Mual dan muntah dapat terjadi ketika Anda mengalami DBD, namun jika rasa sakit yang dirasakan sangat parah dan terjadi secara terus menerus, Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter.

Kondisi ini dapat mengindikasikan terjadinya komplikasi yang lebih serius, sehingga membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.

 

5. Penurunan Kesadaran

Pasien DBD juga perlu dibawa segera ke rumah sakit atau layanan kesehatan terdekat bila mengalami penurunan kesadaran. Kondisi ini dapat terjadi Ketika trombosit dalam tubuh rendah, yang akan berpengaruh pada pemulihan tubuh dan kemampuan sistem imun melawan virus dengue.

Selain itu, penurunan kesadaran ini juga dapat terjadi karena syok hipovolemik. Kondisi di mana oksigen dan nutrisi sel jadi berkurang, yang dapat menimbulkan komplikasi lanjutan seperti gagal organ.

 

Pencegahan DBD

Walau sering terjadi, infeksi DBD bukanlah penyakit yang dapat Anda remehkan. Jika pasien tidak mendapatkan penanganan yang tepat, infeksi DBD bisa menyebabkan dampak yang fatal untuk pasien.

Karena itu, selain mempelajari bagaimana cara mengobatinya, Anda juga perlu menerapkan beberapa upaya pencegahan infeksi DBD berikut ini:

 

1. Menguras dan Menutup Tempat Penampungan Air

Langkah pertama dalam pencegahan DBD adalah menguras dan menutup tempat penampungan air. Kondisi lingkungan yang lembap dengan genangan air dimana-mana akan menjadi sarang ideal untuk nyamuk berkembang biak.

Pastikan juga untuk menggosok dan membersihkan dinding bak air hingga bersih, apalagi saat musim hujan dan pancaroba. Sebab, jentik dan telur nyamuk juga dapat bertahan di area yang kering, bahkan hingga 6 bulan lamanya.

 

2. Mengubur atau Mendaur Ulang Barang Bekas

Selain menguras, menutup, dan membersihkan saluran air, Anda juga perlu menjaga kebersihan lingkungan sebagai bagian dari upaya pencegahan DBD. Khususnya dengan mengubur atau mendaur ulang kemasan-kemasan bekas yang tidak bisa diurai alami oleh alam.

Sebab jika Anda membiarkannya menumpuk, maka sampah-sampah ini akan menyumbat saluran air, membuat genangan-genangan kecil, yang bisa menjadi sarang nyamuk dan serangga.

 

3. Gunakan Semprotan Anti Nyamuk

Selanjutnya, Anda dapat melindungi diri dan keluarga dari gigitan nyamuk menggunakan semprotan nyamuk. Namun, saat memilih semprotan nyamuk yang tepat, pastikan untuk menyimak keamanannya bagi anak-anak, diri Anda, dan anggota keluarga Anda.

Salah satu semprotan anti  nyamuk yang sangat direkomendasikan untuk Anda adalah Safe Care Mosquito Away. Produk unggulan dari Safe Care ini diformulasikan dengan bahan-bahan alami dan telah melalui proses uji coba di laboratorium, sehingga keamanannya pun terjamin.

Salah satu testimoni menarik dari pengguna di Shopee Mall Safe Care, berikut penjelasannya:

 

Ulasan ini menyebutkan pengalaman sepupu pengguna yang membuktikan lotion ini "lumayan ampuh", khususnya dalam melindungi anak dari gigitan nyamuk. Hal ini menarik bagi Anda yang sedang mencari produk spray anti nyamuk untuk melindungi dari nyamuk, terutama di musim yang rawan demam berdarah.

 

Cara menggunakan Safe Care Mosquito Away ini pun sangat mudah dan praktis, Anda hanya perlu menyemprotkannya ke tangan, kaki, dan bagian tubuh lainnya. Kemudian, seketika Anda akan mencium aroma kaffir lime yang menyegarkan melapisi kulit Anda.

Setelahnya, Anda dapat tidur dengan nyaman dan tenang, karena tidak akan terganggu oleh gigitan nyamuk,

 

4. Pasang Kelambu atau Jaring Anti Nyamuk

Tips menghindari infeksi DBD selanjutnya adalah dengan memasang kelambu atau jaring di sekitar tempat tidur. Cara ini terbilang efektif untuk mencegah nyamuk masuk ke area tidur dan menggigit kulit Anda.

 

5. Lakukan Fogging Secara Berkala

Salah satu upaya mencegah infeksi DBD dan menghambat penularannya adalah dengan melakukan fogging secara berkala. Tindakan fogging ini merupakan pengasapan dengan bahan pestisida untuk membunuh nyamuk dewasa, yang berpotensi menularkan penyakit DBD.

Akan tetapi, fogging hanya dapat membunuh nyamuk dewasa, dan tidak dapat membasmi larva atau telur nyamuk. Karena itu, agar upaya pencegahan ini dapat berjalan dengan maksimal, pastikan Anda menerapkan berbagai tips yang ada secara beriringan.

 

6. Menanam Tanaman Anti Nyamuk

Safeian, tahukah Anda, jika ada jenis tanaman khusus yang dapat mengusir nyamuk? Tanaman-tanaman ini dapat memiliki aroma yang khas, yang dibenci oleh nyamuk.

Menanam tanaman anti-nyamuk ini tak hanya melindungi Anda dari gigitan, namun juga dapat menghambat perkembang biakan nyamuk di area tanaman-tanaman tersebut, serta menghalangi telur-telur nyamuk menetas.

Beberapa jenis tanaman anti-nyamuk yang dimaksud adalah kunyit, seledri, bawang putih, catnip, lavender, serai wangi, bunga geranium, hingga rosemary.

 

 

Kabar baiknya, Safe Care Mosquito Away juga mengandung minyak lami dari geranium dan rosemary, sehingga dapat membantu mengusir nyamuk. Kombinasi bahan-bahan alami dalam Safe Care Mosquito Away ini juga sangat ramah di kulit dan tidak akan menimbulkan iritasi maupun sensasi tak nyaman di kulit Anda.

Selain itu, aromanya yang menyegarkan juga membuat Safe Care Mosquito Away dapat digunakan di segala situasi, baik di siang hari maupun malam hari. Menghirup aromatik yang segar juga akan membuat suasana hati Anda lebih baik, serta tidur jadi lebih nyenyak. Pelajari secara lengkap yuk mengenai Tips Mencegah dan Menangani DBD di Rumah.

Safe Care menghadirkan berbagai produk dengan ragam aromatik yang khas. Choose Your Vibes dengan memilih produk beraroma kamu banget bersama Safe Care!

Yuk, beli produk-produk Safe Care di swalayan terdekat atau melalui toko online resmi kami, baik di Shopee Mall maupun di Tokopedia Official Store.

 

 

Sumber Referensi:

  1. Dengue and severe dengue. WHO. Diakses 2024
  2. Dengue Fever. Cleveland Clinic. Diakses 2024
  3. How Dengue Spreads. CDC Dengue. Diakses 2024
  4. Dengue Fever. Web MD. Medically Reviewed by Poonam Sachdev. Diakses 2024
  5. Dengue fever. Mayo Foundation for Medical Education and Research (MFMER). Diakses 2024
  6. Dengue Fever. MedPark Hospital. Diakses 2024

Tulis Komentar

Login dahulu untuk membuat komentar

Komentar

Belum ada komentar